Bendera Serbia. (Pixabay.com/apakom)
Dilansir Associated Press, Mojsilovic dan Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic telah membantah tuduhan pejabat Kosovo bahwa tentara Serbia melatih dan mempersenjatai kelompok yang terdiri dari sekitar 30 orang yang terlibat dalam baku tembak dengan polisi Kosovo di desa Banjska. Kejadian itu menewaskan seorang petugas polisi Kosovo dan tiga pemberontak.
Mojsilovic menambahkan pelatihan militer terkadang melibatkan tentara cadangan Serbia dari Kosovo, bekas wilayah Serbia yang mendeklarasikan kemerdekaan dari Serbia pada \2008, tapi mereka bukan bagian dari kelompok yang ambil bagian dalam bentrokan tersebut.
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti menuduh bahwa teroris yang melakukan serangan baru-baru ini berlatih di dua pangkalan di Serbia dan mereka didukung Serbia yang berusaha mencaplok bagian utara Kosovo.
Baku tembak di Banjska menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Barat mengenai kemungkinan ketidakstabilan di Balkan. AS dan Uni Eropa telah berusaha merundingkan perjanjian untuk menormalisasi hubungan antara Serbia dan Kosovo setelah perang selama 1998-1999 yang kemudian diikuti oleh Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang melakukan intervensi untuk memaksa Serbia menarik diri dari wilayah tersebut.
Peter Stano, juru bicara Komisi Eropa, mengatakan pembangunan militer di dekat Kosovo sangat memprihatinkan dan perlu segera dihentikan. Dia mendesak penyelidikan menyeluruh atas insiden di Kosovo dengan kerja sama penuh dari Serbia.
“Tidak ada tempat untuk penumpukan senjata dan pasukan keamanan di benua Eropa. Semua kekuatan harus mundur," kata Stano.