Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Kosovo: Serbia Menginginkan Perang!

Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti (Twitter.com/Albin Kurti)
Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti (Twitter.com/Albin Kurti)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Kosovo, Albin Kurti, menuduh Presiden Serbia Aleksandar Vucic menginginkan perang. Vucic dinilai telah merencanakan dan memerintahkan serangan ke Kosovo utara, wilayah yang didominasi etnis Serbia.

Hubungan Kosovo-Serbia dalam beberapa pekan terakhir terus memanas. Tensi semakin meningkat ketika kelompok Serbia List yang didukung Beograd terlibat baku tembak dan menewaskan satu polisi Kosovo pada Minggu (24/9/2023).

Pejabat di Pristina prihatin dengan baku tembak tersebut. Mereka menuduh Serbia berencana membuat kekacauan sehingga memiliki alasan untuk intervensi militer.

Pasukan Serbia lengkap dengan persenjataan canggih juga sudah dimobiliasi di perbatasan. Namun Amerika Serikat (AS) memperingatkan agar pasukan ditarik mundur untuk deeskalasi.

1. Kosovo tuduh Serbia ingin memulai perang

Aleksandar Vucic (Twitter.com/Александар Вучић)
Aleksandar Vucic (Twitter.com/Александар Вучић)

Meningkatnya ketegangan Kosovo-Serbia saat ini bermula pada pekan lalu. Sekitar 30 warga Serbia bersenjata lengkap, menyerbu desa Banjska, melawan polisi Kosovo dan bersembunyi di gereja Ortodoks Serbia. Baku tembak ini menyebabkan tiga orang Serbia dan satu polisi Kosovo tewas.

Dilansir Al Jazeera, Menteri Dalam Negeri Kosovo Xhelal Svecla mengatakan, polisi menemukan sejumlah besar senjata dan amunisi ketika petugas berhasil merebut kembali gereja tersebut.

Albin Kurti menjelaskan, paramiliter Serbia yang menyerang memiliki peralatan senjata yang diproduksi di Serbia dan tidak ditemukan di pasar terbuka.

"Yang mereka inginkan adalah perang dimulai pada hari Minggu, 24 September. (Sudah diketahui secara luas) bagaimana perang dimulai di Sarajevo," kata Kurti.

2. Pemerintah Serbia dan Rusia dituduh terlibat

Pada 29 September, Milan Radoicic, pejabat tinggi partai politik utama etnis Serbia di Kosovo mengaku mengorganisir dan berpartisipasi dalam peristiwa baku tembak.

Dilansir RFE/RL, Radoicic secara pribadi mengaku melakukan semua persiapan logistik dan membantah bahwa pemerintah Serbia mengetahui apa yang terjadi. Dia mengatakan bahwa tindakan itu dilakukan sendiri sebagai cara mendorong etnis Serbia di wilayah itu melawan rezim PM Albin Kurti.

Xhelal Svecla menyatakan, Radoicic tidak bertindak sendiri seperti klaimnya, tapi didukung Presiden Vucic dan pemerintah Serbia. Sebanyak 20 mobil berisi peralatan persenjataan berhasil disita usai insiden baku tembak, dengan salah satunya berisi peralatan produksi Rusia.

Ia menegaskan, Kosovo akan terus melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi pihak yang terlibat dalam baku tembak, termasuk keterlibatan Rusia.

Namun, Vucic membantah tuduhan itu dan mengatakan Beograd tidak terlibat dalam insiden. Dia juga mengatakan akan menginterogasi Radoicic mengenai masalah tersebut.

3. AS minta Serbia tarik mundur pasukan dari perbatasan

Antony Blinken (Twitter.com/Secretary Antony Blinken)
Antony Blinken (Twitter.com/Secretary Antony Blinken)

Seiring dengan meningkatnya ketegangan dua negara di Balkan itu, Serbia disebut telah melakukan penumpukan sejumlah besar militer, lengkap dengan peralatan berat di perbatasan. Washington mengklaim, pasukan itu dilengkapi dengan tank dan artileri canggih.

"Kami memantau pengerahan militer Serbia dalam jumlah besar di sepanjang perbatasan dengan Kosovo," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, dikutip dari VOA News.

AS menilai itu mengganggu stabilitas dan telah menyerukan agar Serbia menarik pasukannya dari perbatasan. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, telah melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Vucic dan meminta penarikan pasukan.

Pada Sabtu (30/9/2023), Duta Besar Jerman untuk AS, Andreas Michaelis, menggambarkan situasi ini sebagai tong mesiu lain di Eropa. Hal itu harus ditanggapi secara serius untuk menghindari eskalasi lebih lanjut. Pejabat Kosovo, di sisi lain, mengonfirmasi penarikan sebagian pasukan Serbia telah dilakukan pada Sabtu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us

Latest in News

See More

Trump: Tarif AS untuk Lindungi Kedaulatan dan Ekonomi

24 Sep 2025, 02:29 WIBNews