Shanghai Terapkan Lockdown Skala Besar, Seperti Wuhan di Awal Pandemik

Jakarta, IDN Times - China terpaksa menerapkan lockdown di Shanghai yang merupakan pusat komersial China dan kota terbesar di negara itu, imbas melonjaknya kasus COVID-19 varian Omicron.
Lockdown, yang dimulai pada Senin (28/3/2022), akan dilakukan dalam dua tahap selama sembilan hari, di mana pihak berwenang akan melakukan pengujian massal virus corona dan mengendalikan wabah tersebut, BBC melaporkan.
Langkah China tercatat sebagai penguncian terbesarnya sejak pusat kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi pada akhir 2019 lalu.
1. Mekanisme lockdown di Shanghai
Dalam sebulan terakhir, Shanghai telah berjuang melawan gelombang infeksi baru, kendati jumlah kasus tidak tinggi menurut beberapa standar internasional. Akan tetapi, bagi China hal tersebut merupakan tantangan yang berarti karena strategi zero-COVID di negara itu.
Pihak berwenang mengatakan, selama lockdown transportasi akan ditangguhkan, dan perusahaan serta pabrik harus menghentikan operasi atau bekerja dari jarak jauh.
Warga akan diminta untuk tinggal di rumah dan pengiriman akan ditinggalkan di pos pemeriksaan guna memastikan tidak ada kontak dengan dunia luar.
Pemerintah kota Shanghai pun menerbitkan instruksi mlalui WeChat-nya, yang meminta publik untuk mendukung, memahami, dan bekerja sama dalam langkah pencegahan dan pengendalian epidemi kota.
Menurut AP News, tahap pertama lockdown akan dilakukan di distrik keuangan Pudong Shanghai dan daerah sekitarnya pada Senin-Jumat. Tahap kedua, dilakukan di area pusat kota yang luas di sebelah barat Sungai Huangpu yang membelah kota, yang akan berlangsung selama lima hari dan dimulai pada hari Jumat.