Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Amerika Serikat
ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/cscreates)

Intinya sih...

  • Penutupan pemerintah AS merugikan negara sekutu dan industri pertahanan AS

  • Pentagon memberikan izin pengiriman misil Tomahawk ke Ukraina

  • Uni Eropa menyetujui pengiriman bantuan baru senilai 1,8 miliar euro untuk Ukraina

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Shutdown atau penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyebabkan keterlambatan ekspor senjata ke negara-negara NATO di Eropa dan Ukraina. Penutupan pemerintah AS ini sudah memasuki hari ke-40.

“Penutupan ini tentu merugikan negara sekutu dan rekanan lain, bahkan industri AS sendiri. Padahal, mereka sudah mengirimkan berbagai produk industri pertahanan penting ke luar negeri,” ungkap publikasi Axios, dikutip dari TVP World, pada Senin (10/11/2025). 

Penutupan pemerintah AS disebabkan oleh kegagalan Kongres AS untuk menyetujui anggaran baru. Alhasil, sekitar 750 ribu pekerja federal diberhentikan sementara dan tidak mendapat gaji selama lebih dari sebulan terakhir. 

1. Sebut penutupan ini hanya menguntungkan China dan Rusia

Senator AS dari Partai Republikan, Chair James Risch mengatakan bahwa penutupan ini hanya akan membawa kerugian bagi AS. Menurutnya, China dan Rusia akan memperoleh keuntungan dari penutupan ini. 

“Keduanya berupaya untuk merusak AS dan rekan maupun sekutu kami dengan mudah. Sementara, industri kami terdampak besar dan seluruh kebutuhan persenjataan dari sekutu kami tidak terpenuhi,” terangnya. 

Penutupan pemerintah AS ini berdampak pada pengiriman beberapa senjata, seperti misil AMRAAM, sistem senjata Aegis, dan HIMARS senilai 5 miliar dolar AS (Rp83 triliun) ke Denmark, Kroasia, dan Polandia. Selain itu, penutupan ini telah mengakibatkan lumpuhnya layanan di sejumlah sektor di institusi federal AS.

2. Pentagon perbolehkan pengiriman misil Tomahawk ke Ukraina

ilustrasi bendera Amerika Serikat (unsplash.com/cristina_glebova)

Pekan lalu, Pentagon sudah memberikan lampu hijau soal bantuan misil Tomahawk ke Ukraina. Izin diberikan setelah penilaian persediaan senjata menunjukkan tidak ada dampak negatif dari pasokan senjata di AS. 

Dilansir CNN, setelah izin diberikan, maka keputusan final ada di tangan Presiden AS, Donald Trump. Sebelumnya, Trump mengungkapkan lebih baik tidak memberikan misil Tomahawk ke Ukraina karena senjata itu juga dibutuhkan di AS. 

Menyusul tidak adanya masalah soal ketersediaan senjata, AS dihadapkan pada masalah baru soal pelatihan operasional misil Tomahawk di Ukraina. Sebab misil Tomahawk lebih umum diluncurkan dari kapal atau kapal selam dibandingkan di darat. 

3. Uni Eropa setuju pengiriman bantuan baru ke Ukraina

Bendera Ukraina. (unsplash.com/marta_mars)

Pekan lalu, Dewan Uni Eropa (UE) menyetujui pengiriman bantuan baru untuk Ukraina senilai 1,8 miliar euro (Rp34,7 triliun). Pendanaan ini untuk memperkuat stabilitas finansial dan administrasi publik di Ukraina. 

Dilansir Ukrainska Pravda, pembayaran ini berada di bawah Fasilitas Ukraina yang bertujuan untuk memulihkan kembali dan rekonstruksi Ukraina usai perang. Pengumuman ini sesuai dengan jadwal aksesi Ukraina di UE dalam beberapa tahun ke depan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team