Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sergei Tolchenov
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Intinya sih...

  • Bantuan Rusia harus lewat permintaan resmiDubes Tolchenov menjelaskan, bantuan kemanusiaan Rusia hanya dapat dikirim setelah adanya permintaan tertulis dari pemerintah Indonesia. Prosedur ini diperlukan agar bantuan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.

  • Bantuan pribadi dari warga RusiaMeski belum ada bantuan resmi, sejumlah warga Rusia di Indonesia telah berinisiatif menyalurkan bantuan secara pribadi. Kedutaan Besar Rusia juga memberikan bantuan barang kepada korban banjir di Sumatera.

  • Rusia dan mitra internasional sudah dalam posisi siagaRusia bersama mitra internasional Indonesia lainnya siap memberikan bantuan apabila pemer

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolcheno menyatakan, hingga saat ini Pemerintah Indonesia belum mengajukan permintaan resmi kepada Pemerintah Rusia terkait bantuan kemanusiaan untuk penanganan bencana banjir di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Tolchenov menegaskan, berdasarkan peraturan dan undang-undang internal Federasi Rusia, setiap bantuan kemanusiaan luar negeri hanya dapat dikirim setelah adanya permintaan resmi secara tertulis dari pemerintah negara penerima.

Pernyataan tersebut disampaikan Tolchenov dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat, 19 Desember 2025, di tengah sorotan publik terhadap respons internasional atas bencana banjir besar yang melanda wilayah Sumatra.

Ia menambahkan, hingga kini pemerintah Indonesia belum secara resmi meminta bantuan dari negara mana pun, meskipun sejumlah tawaran dukungan internasional telah disampaikan.

1. Bantuan Rusia harus lewat permintaan resmi

Keadaan di lokasi bencana banjir bandang yang terjadi di Batu Busuk Padang (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Dubes Tolchenov menjelaskan, mekanisme pengiriman bantuan kemanusiaan Rusia diatur secara ketat oleh hukum nasional. Seluruh bantuan luar negeri, menurutnya, bersumber dari anggaran federal Rusia.

“Pertama-tama, tidak ada permintaan resmi dari pihak Indonesia. Kami memahami bahwa pemerintah Indonesia belum meminta bantuan dari negara mana pun secara resmi,” ujar Tolchenov dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (19/12/2025).

Ia menegaskan, Rusia tidak dapat mengirimkan bantuan secara sepihak tanpa adanya permintaan tertulis dari negara yang membutuhkan. Prosedur tersebut diperlukan untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.

“Kami tidak bisa mengirim bantuan secara sepihak. Harus ada informasi jelas, wilayah mana yang membutuhkan, bagaimana menyalurkannya, dan bandara mana yang digunakan,” jelasnya.

Menurut Tolchenov, kejelasan tersebut penting agar bantuan dapat disalurkan secara efektif dan tidak menimbulkan kendala administratif maupun logistik di lapangan.

2. Bantuan pribadi dari warga Rusia

Ilustrasi bendera Rusia. (unsplash.com/András Rátonyi)

Meski belum ada bantuan resmi dari pemerintah Rusia, Tolchenov mengungkapkan, sejumlah warga Rusia dan bekas Uni Soviet di Indonesia telah berinisiatif menyalurkan bantuan secara pribadi.

Ia mengatakan, Kedutaan Besar Rusia di Jakarta juga mengambil langkah terbatas untuk membantu korban bencana melalui dukungan non-pemerintah.

“Saya dan staf Kedutaan memutuskan untuk melakukan sesuatu yang kecil tapi praktis. Kami memberikan bantuan barang dari pihak kedutaan,” ujar Tolchenov.

Ia menambahkan, selain dari pihak kedutaan, terdapat pula warga Rusia yang secara mandiri menyalurkan bantuan kepada masyarakat terdampak banjir di Sumatera. “Saya juga mendengar ada beberapa warga Rusia yang menyalurkan bantuan secara pribadi,” katanya.

3. Rusia dan mitra internasional sudah dalam posisi siaga

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Tolchenov menegaskan Rusia, bersama mitra internasional Indonesia lainnya, saat ini berada dalam posisi siaga untuk memberikan bantuan apabila pemerintah Indonesia memutuskan membuka pintu bagi dukungan luar negeri.

“Saya meyakini bahwa kami semua, seluruh negara dan seluruh mitra luar negeri Indonesia berada dalam posisi siap siaga. Kami hanya menunggu keputusan dari pihak Anda,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan Indonesia masih mampu menangani bencana tersebut secara mandiri. Pemerintah memilih mengoptimalkan kekuatan nasional dalam tahap tanggap darurat.

Presiden Prabowo Subianto juga menuturkan, Indonesia telah menerima banyak tawaran bantuan internasional, namun memprioritaskan respons dalam negeri pada fase awal penanganan bencana.

Berdasarkan data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga hari ini, banjir di 52 kabupaten/kota di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat menyebabkan 1.072 orang meninggal dunia, 186 orang masih dinyatakan hilang, sekitar 7.000 orang terluka, serta lebih dari 147.000 rumah mengalami kerusakan.

Editorial Team