Teddy Minta Status Bencana Nasional untuk Sumatra Tak Lagi Dibahas

- Teddy merespons kritik lambatnya tanggapan pemerintah terhadap bencana di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
- Lebih dari 50.000 pasukan gabungan TNI, Polri, dan relawan telah berada di lokasi bencana untuk membantu evakuasi.
- Teddy meminta media untuk tidak mudah menyampaikan kritik saat meliput lokasi bencana dan mengajak untuk memberikan dukungan positif.
Jakarta, IDN Times - Sekretaris Kabinet, Teddy Indra Wijaya, meminta penetapan status bencana nasional untuk bencana di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat dan lagi dibahas. Sebab, kata Teddy, pemerintah menangani bencana Sumatra menjadi skala prioritas nasional.
"Jangan lagi bicara status jika tindakannya sudah berskala nasional! Rp60 triliun dikeluarkan untuk membangun kembali rumah, fasilitas umum, hingga gedung-gedung pemerintah. Seluruh Bupati dan Wali Kota di 52 kabupaten terdampak telah memegang dana tunai di hari itu juga. Listrik yang mati total di atas gunung pun kini sudah menyala kembali berkat petugas yang bekerja bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa di tengah badai," ujar Teddy di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (19/12/2025).
1. Teddy jawab kritik pemerintah dianggap lambat tangani bencana

Dalam kesempatan itu, teddy juga merespons berbagai kritik kepada pemerintah yang dianggap lamban dalam menangani bencana di Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Teddy mengatakan, sejak hari pertama bencana pada akhir November 2025 lalu, seluruh elemen kekuatan telah bergerak.
"Saya pastikan, sejak hari pertama, detik pertama, pemerintah beserta warga sudah sama-sama berjuang keras. Seluruh petugas TNI, Polri, Basarnas, BNPB daerah, semuanya terjun ke medan laga di detik pertama tanpa kamera! Mereka bertaruh nyawa di bawah guyuran hujan dan di atas puncak gunung demi menyelamatkan saudara-saudara kita," ucap dia.
Teddy memaparkan, sejumlah logistik dan personel TNI, Polri, BNPB yang juga langsung dikerahkan ke lokasi bencana. Sejumlah alutsista juga langsung bergerak.
"Seluruh helikopter di Pulau Sumatra langsung bergerak. Tidak cukup sampai di situ, seluruh armada udara dari Pulau Jawa diperintahkan terbang menyeberangi lautan. Butuh waktu 13 hingga 15 jam terbang bagi helikopter-helikopter itu untuk sampai, tapi mereka tidak berhenti! Sekarang, ada lebih dari 80 helikopter dan pesawat, serta ribuan alat berat yang bekerja tanpa henti seperti mesin yang tak kenal lelah," kata dia.
2. Sudah ada 50 ribu aparat bantu penanganan bencana

Teddy mengatakan, tercatat lebih dari 50.000 pasukan gabungan TNI, Polri, dan relawan telah berada dititik-titik bencana untuk memastikan evakuasi berjalan lancar. Dalam kesempatan itu, Teddy menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto juga telah berkunjung ke lokasi bencana.
"Bapak Presiden sudah seperti panglima di medan perang. Beliau ke Aceh tiga kali, ke Sumatra Utara dua kali, Sumatra Barat dua kali. Beliau menembus daerah yang jalur daratnya terputus total. Orang bilang 'jangan ke sana Pak', tapi beliau tetap maju meninjau jembatan putus dan pengungsian. Hasilnya? Dalam seminggu, jembatan yang hancur kembali tersambung! Ini adalah keajaiban kerja keras," kata dia.
3. Teddy minta media tak mudah sampaikan kritik

Lebih lanjut, Teddy meminta media untuk tidak mudah menyampaikan kritik saat meliput lokasi bencana.
"Jika Anda dianugerahkan Tuhan pengaruh dan kemampuan bicara panjang lebar, gunakanlah dengan bijak! Jangan menggiring opini seolah petugas di lapangan hanya berpangku tangan. Mereka berjuang hingga titik darah penghabisan, bahkan ada yang bekerja tanpa pernah bisa kita lihat lagi wajahnya," ujar Teddy.
"Ayo, kalau niat bantu, datanglah dengan tulus. Hibur warga, timbulkan optimisme, bikin mereka tertawa lagi. Jangan memperumit keadaan dengan energi negatif. Kita butuh kekompakan untuk membuat Sumatra bangkit lebih kuat dari sebelumnya," imbuhnya.



















