Media Saudi mengecam keras insiden ini, meskipun belum memberikan tanggapan resmi tentang keterkaitan Taleb dengan kerajaan. Sebaliknya, pemerintah Jerman menghadapi kritik karena tidak menindaklanjuti peringatan dari Arab Saudi sebelumnya.
Peter Neumann, direktur International Centre for the Study of Radicalisation and Political Violence, menyebut profil tersangka sebagai sesuatu yang “tidak biasa.”
“Setelah 25 tahun berkecimpung di bidang ini, jarang saya menemukan kasus seperti ini: seorang mantan Muslim Saudi yang mendukung AfD dan ingin menghukum Jerman karena toleransinya terhadap Islamis,” katanya, dilansir dari Euro News.
Penyelidikan lebih lanjut kini difokuskan pada latar belakang tersangka, termasuk sejarahnya sebagai aktivis hak asasi manusia yang kemudian beralih menjadi kritikus vokal terhadap agama dan kebijakan imigrasi Jerman.