Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kebakaran. (unsplash.com/ Michael Held)
ilustrasi kebakaran. (unsplash.com/ Michael Held)

Intinya sih...

  • Rekor suhu tertinggi dalam sejarah di Spanyol.

  • Suhu rata-rata selama periode tersebut tercatat 40,6 derajat Celsius lebih tinggi dari ambang batas normal.

  • Rentang waktu 10 hari, dari 8 hingga 17 Agustus 2025 menjadi periode terpanas beruntun di Spanyol.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Spanyol mengonfirmasi telah mengalami gelombang panas paling intens dalam catatan sejarah modern. Badan Meteorologi Negara Spanyol (Aemet) pada Minggu (24/8/2025) melaporkan fenomena cuaca ekstrem ini berlangsung selama 16 hari, dari 3 hingga 18 Agustus.

Peristiwa ini telah membawa berbagai dampak merusak bagi negara tersebut. Selain memicu kebakaran hutan dahsyat di berbagai wilayah, gelombang panas ini juga dikaitkan dengan lebih dari 1.100 kematian, dilansir The Guardian.

1. Rekor suhu tertinggi dalam sejarah

Menurut Aemet, suhu rata-rata selama periode tersebut tercatat 40,6 derajat Celsius lebih tinggi dari ambang batas normal. Angka ini melampaui rekor sebelumnya yang terjadi pada Juli 2022.

Aemet juga melaporkan bahwa rentang waktu 10 hari, dari 8 hingga 17 Agustus, menjadi periode terpanas beruntun di Spanyol. Data ini merupakan yang tertinggi setidaknya sejak 1950.

Sejak pencatatan dimulai pada 1975, Spanyol telah dilanda 77 gelombang panas, tapi fenomena ekstrem menjadi lebih sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Dari enam gelombang panas paling parah yang pernah tercatat, lima di antaranya terjadi sejak 2019.

"Setiap musim panas tidak selalu akan lebih panas dari yang sebelumnya, tetapi ada tren yang jelas menuju musim panas yang jauh lebih ekstrem. Kuncinya adalah beradaptasi dan memitigasi perubahan iklim," ujar Aemet, dilansir Al Jazeera.

2. Lebih dari 1.100 orang tewas karena gelombang panas

Menurut estimasi Institut Kesehatan Carlos III, lebih dari 1.100 orang meninggal dunia akibat panas ekstrem di bulan Agustus. Angka ini menyusul 1.060 kematian yang juga dikaitkan dengan panas berlebih pada bulan Juli sebelumnya.

Suhu yang melonjak tinggi menciptakan kondisi sangat kering yang memicu kebakaran hutan di berbagai wilayah. Kebakaran masih berkobar di wilayah utara dan barat negara itu.

Sistem Informasi Kebakaran Hutan Uni Eropa melaporkan lebih dari 382 ribu hektar lahan telah terbakar akibat kebakaran terbaru. Laporan lain dari RFI menyebut total area yang hangus sejak awal tahun bahkan telah mencapai rekor 400 ribu hektar.

Pemerintah Spanyol mengerahkan 3.400 tentara dan 50 pesawat untuk membantu proses pemadaman. Bantuan internasional juga tiba dari enam negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, dan Republik Ceko.

3. Peringatan krisis iklim global

Para ilmuwan menilai krisis iklim menjadi pendorong utama gelombang panas yang lebih lama dan lebih intens di seluruh dunia. Data dari Copernicus Climate Change Service Uni Eropa menunjukkan benua Eropa mengalami pemanasan dua kali lebih cepat dibandingkan rata-rata global sejak tahun 1980-an.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memperingatkan mengenai dampak perubahan iklim terhadap musim kebakaran. Menurut WHO, musim kebakaran kini cenderung dimulai lebih awal dan berakhir lebih lambat dari biasanya.

"Peristiwa kebakaran hutan menjadi semakin ekstrem dalam hal luas area yang terbakar, durasi, dan intensitasnya. Peristiwa ini dapat mengganggu transportasi, komunikasi, pasokan air, serta layanan listrik dan gas," jelas WHO, dikutip dari Al Jazeera.

Musim panas tahun ini menjadi salah satu yang terburuk bagi sebagian besar wilayah Eropa Selatan. Kawasan tersebut tengah menghadapi musim kebakaran hutan paling parah dalam dua dekade terakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team