Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Suasana Kampanye Pilpres Korea Selatan. (IDN Times/Satria Permana)

Seoul, IDN Times - Korea Selatan akan melaksanakan Pemilihan Presiden pada 3 Juni 2025 mendatang. Atmosfer kampanye pun begitu terasa jelang pesta demokrasi terbesar di Korea Selatan itu usai Yoon Suk Yeol dimakzulkan.

Ketika IDN Times mengunjungi Seoul, spanduk dari para calon Presiden sudah tersebar di mana-mana. Tak beda dengan Indonesia, capres Korea Selatan memasang spanduk, umbul-umbul, bahkan menggunakan jasa out of home untuk berkampanye.

Tak cuma itu, beberapa simpatisan juga turun ke jalan dan memberikan selebaran kepada warga untuk mempromosikan calon yang diusungnya.

1. Anggota Dewan juga sibuk

Gedung Parlemen Korea Selatan yang terbuka untuk masyarakat. (IDN Times/Satria Permana)

Kesibukan juga meningkat di Gedung Parlemen Korea Selatan. Tampak, para anggota Dewan fokus menyiapkan masing-masing calon dari partainya agar bisa memenangkan Pemilu.

Bahkan, ketika IDN Times bersama sejumlah jurnalis Indonesia lainnya menemui beberapa anggota Dewan di Gedung Parlemen dalam salah satu sesi Indonesia-Korea Journalist Network by Korea Foundation X FPCI, ada satu yang terlambat. Dia mengaku harus berjibaku dengan waktu dari satu pertemuan ke lainnya karena persiapan Pemilu.

2. Ada tujuh kandidat

Suasana Kampanye Pilpres Korea Selatan. (IDN Times/Satria Permana)

Pilpres Korea Selatan diramaikan oleh tujuh kandidat, yakni Lee Jae Myung (Demokrat), Kim Moon Soo (Populis), Lee Jun Seok (Reformasi Baru), Han Duck Soo (Independen), Hwang Kyo Ahn (Independen), Song Jin Ho (Independen), dan Kwon Young Guk (Demokrat Buruh). Lee, yang mendapatkan nomor urut dua dari Partai Demokrat, dianggap sebagai kandidat terkuat dalam pilpres Korea Selatan kali ini.

Bahkan, lewat polling yang beredar di media-media Korea Selatan, Lee diklaim mendapatkan 51 persen suara dan sudah cukup untuk memenangkan pilpres.

3. Calon terkuat jadi sasaran utama

Suasana Kampanye Pilpres Korea Selatan. (IDN Times/Satria Permana)

Namun, Lee menjadi sasaran dari para rival kala debat pilpres dilaksanakan pada 18 Mei 2025 lalu. Ketika IDN Times menyaksikannya lewat siaran televisi, Lee diserang oleh tiga rivalnya, Kim, Kwon, dan Lee.

Mereka mempertanyakan kedekatan Lee dengan China dan Rusia, yang dianggap bisa mengubah wajah politik di Korea Selatan. Ketika menanggapi serangan lawan-lawannya, Lee mengaku memiliki kebijakan luar negeri yang pragmatis.

Menurut Lee, Korea Selatan harus bisa bersikap "seperlunya" dalam menanggapi hubungan dengan Amerika Serikat. Lee juga menekankan jika Korea Selatan sudah berada dalam kategori negara maju dengan keunggulan teknologi, level ekonomi, dan lainnya. Sehingga, dia merasa Korea Selatan sudah mengarah pada fokus lain untuk bisa mempertahankan statusnya sebagai kekuatan ekonomi terbesar di kawasan Asia.

Editorial Team