Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi terumbu karang (Pexels.com/ Francesco Ungaro)
ilustrasi terumbu karang (Pexels.com/ Francesco Ungaro)

Intinya sih...

  • Suhu air di Great Barrier Reef mencapai rekor tertinggi dalam 400 tahun, mengancam kehidupan ekosistem sekitarnya.
  • Penelitian ilmuwan menggunakan model iklim menunjukkan bahwa kenaikan suhu tidak mungkin terjadi tanpa tambahan gas rumah kaca di atmosfer.
  • Pemutihan massal dan ancaman terumbu karang terjadi di 54 negara dan wilayah sejak Februari 2023, memperburuk status bahaya terumbu karang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Para ilmuwan melaporkan bahwa suhu air di dan sekitar Karang Besar Australia (Great Barrier Reef ) telah meningkat mencapai suhu terpanas dalam 400 tahun. Hal tersebut telah membuat ekosistem kehidupan di sekitarnya berada dalam ancaman.

Laporan para ilmuwan itu diterbitkan pada Rabu (7/8/2024). Mereka berasal dari universitas-universitas di Australia yang mengebor inti karang untuk melakukan analisis. Sampel dari hasil pengeboran itu untuk mengetahui dan mengukur suhu laut musim panas sejak 1618.

1. Ancaman musnahnya salah satu keajaiban bumi

ilustrasi terumbu karang (unsplash.com/Kristin Hoel)

Para ilmuwan menganalisis karang berumur panjang di dalam dan sekitar terumbu. Sampel itu menyimpan catatan suhu tersembunyi dan mencocokkannya dengan pengamatan modern.

"Ancaman nyata terhadap terumbu karang akibat krisis iklim kini menjadi kenyataan," tulis para ilmuwan, dikutip The Guardian.

"Tanpa pengurangan emisi gas rumah kaca yang ambisius dan cepat, kita akan menyaksikan musnahnya salah satu keajaiban alam bumi," tambahnya.

Penelitian itu diterbitkan di jurnal Nature. Para ilmuwan menggunakan model iklim untuk menemukan bahwa suhu ekstrem dalam beberapa dekade terakhir tidak mungkin terjadi tanpa tambahan gas rumah kaca di atmosfer, yang sebagian besar disebabkan pembakaran bahan bakar fosil.

2. Kenaikan suhu yang belum pernah terjadi sebelumnya

Penelitian ini dilakukan dua minggu usai komite warisan dunia memutuskan untuk tidak memasukkan terumbu karang ke dalam daftar situs yang berbahaya. Mereka akan mempertimbangkan hal itu lagi pada 2026 mendatang.

Dilansir France24, rekan penulis Helen McGregor mengatakan, dia sangat prihatin terhadap terumbu karang. Dia menggambarkan kenaikan suhu sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Ini adalah karang yang telah hidup selama 400 tahun dan ini adalah suhu terpanas yang mereka alami. Ini adalah pohon Redwood di terumbu karang," ujarnya.

Karang Besar Australia kerap dijuluki sebagai struktur kehidupan terbesar di dunia. Ini merupakan hamparan sepanjang 2.300 kilometer, rumah bagi keanekaragaman hayati yang mencakup lebih dari 600 jenis karang dan 1.625 spesies ikan.

3. Seruan agar dunia mengurangi emisi

ilustrasi terumbu karang (unsplash.com/NEOM)

Salah satu ancaman terhadap terumbu karang adalah pemutihan massal. Karang Besar Australia jua mengalami hal itu berulang kali, ketika panas ekstrem menguras nutrisi dan warna karang. Pemutihan terjadi ketika suhu air naik lebih dari satu derajat Celcius.

Dilansir Reuters, Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat (AS) mengatakan setidaknya 54 negara dan wilayah telah mengalami pemutihan terumbu karang secara massal sejak Februari 2023.

"Saya pikir kita perlu melihat semua terumbu karang berada dalam bahaya," kata McGregor.

Menurutnya, ilmu pengetahuan telah menunjukkan bahwa terumbu karang berada dalam bahaya.

"Meningkatkan status (bahaya) tersebut, saya rasa saya tidak menyalahkan pemerintahan tertentu, namun hal ini merupakan seruan kepada dunia bahwa kita harus segera mengurangi emisi kita," jelasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja