Argentina diketahui sudah menyetujui kontrak pembelian dengan Rusia untuk mendatangkan 30 juta dosis vaksin Sputnik V. Namun setelah lebih dari enam bulan lamanya, negara berpenduduk 45 juta jiwa tersebut baru mendapatkan 12 juta dosis vaksin, di mana 9,37 juta untuk dosis pertama dan 2,49 juta untuk dosis kedua.
Kurangnya pasokan vaksin, membuat Argentina terpaksa memprioritaskan warganya untuk mendapatkan vaksin dosis pertama. Hal ini berdampak pada mayoritas penduduk yang sudah mendapatkan dosis pertama tak kunjung mendapatkan suntikan kedua hingga tiga bulan lamanya, dikutip dari France24.
Keterlambatan suplai vaksin tentu berdampak pada proses vaksinasi di negara Amerika Selatan tersebut, di mana baru 12,7 persen penduduk Argentina yang mendapatk suntikan penuh vaksin COVID-19. Pasalnya Argentina tertinggal dari negara tetangganya, seperti Brasil, Meksiko dan Kolombia, bahkan tertinggal jauh dari Chile dan Uruguay yang sudah memvaksin dua dosis pada lebih dari 60 persen penduduknya, dilaporkan dari Buenos Aires Times.