Jakarta, IDN Times - Laporan terbaru dari PBB dan kelompok hak medis mengungkapkan bahwa warga Palestina yang ditahan di kamp penahanan dan penjara Israel telah mengalami penyiksaan dan menghadapi risiko kematian akibat penyakit yang sebenarnya dapat diobati.
Dokter untuk Hak Asasi Manusia–Israel (PHRI) mengatakan, para tahanan Palestina tidak mendapatkan perawatan medis rutin dan dilarang pergi ke rumah sakit umum. Sebaliknya, mereka dirawat di rumah sakit lapangan primitif, di mana dokter memborgol pasien ke tempat tidur dan melarang mereka menggunakan kamar mandi.
“Tidak ada perawatan medis, kami khawatir banyak orang akan meninggal karena penyakit yang dapat disembuhkan. Waktu mempunyai dampaknya, dan kesehatan setiap orang Palestina yang ditahan di Israel berada dalam bahaya,” tutur Naji Abbas, direktur departemen tahanan dan narapidana kelompok tersebut, kepada The National.
“Seseorang yang memiliki tekanan darah atau diabetes, mereka dapat bertahan selama satu atau dua bulan. Namun, jika mereka tidak mendapatkan pengobatan selama 10 bulan, hal ini menjadi berbahaya," tambahnya.