Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Uni Eropa. (unsplash.com/alexandrelallemand)

Intinya sih...

  • Pengadilan Hukum Eropa memerintahkan negara-negara UE untuk mengakui transisi gender.
  • Rumania dianggap melanggar hukum karena menolak mengakui identitas transgender.
  • Komisaris HAM Eropa menyerukan pengakuan transgender di negara Balkan dan menyebut diskriminasi masih tinggi.

Jakarta, IDN Times - Pengadilan Hukum Eropa, pada Jumat (4/10/2024), mengungkapkan bahwa seluruh anggota Uni Eropa (UE) harus mengakui transgender. Pihaknya juga menyerukan kepada negara-negara Eropa untuk memperbolehkan warganya mengubah nama dan gender. 

Keputusan ini didasarkan pada permintaan seorang warga Rumania-Inggris, Arian Mirzarafie-Ahi yang ditolak ketika ingin berganti identitas dari perempuan menjadi laki-laki pada 2017. Akhirnnya, ia pun memilih pergi ke Inggris untuk mengubah identitasnya pada 2020. 

1. Klaim Rumania sudah melanggar hukum di UE

ilustrasi bendera Rumania (unsplash.com/aboodi_vm)

Sesuai keputusan ini, Pengadilan Hukum Eropa (ECJ) yang berbasis di Luksemburg itu menyebut Rumania telah melanggar hukum di UE karena tidak mau mengakui perubahan identitas dari seorang transgender di negaranya. 

Di samping masalah Ahi, Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) Eropa mencatat adanya pelanggaran yang dilakukan Rumania kepada dua warga transgender pada 2021. Saat itu, otoritas Rumania menolak mengakui identitasnya karena tidak melakukan operasi transisi. 

"Penetapan hukum ini akan berdampak positif untuk meningkatkan perlindungan hukum kepada seluruh warga trans di UE, terutama beberapa negara UE, seperti Rumania yang belum menyediakan kerangka hukum pengakuan transisi gender," tutur Pejabat Senior Kantor Strategi Litigasi Eropa, Marie Helene Ludwig, dilansir Euronews.

2. PM Rumania sebut komunitas LGBTQ di negaranya sudah setara

Perdana Menteri Rumania, Marcel Ciolacu. (twitter.com/CiolacuMarcel)

Pekan lalu, Perdana Menteri Rumania Marcel Ciolacu mengatakan bahwa komunitas LGBTQ di negaranya mendapatkan hak-hak yang sama di negaranya di tengah tudingan dari Pengadilan HAM Eropa. 

"Rumania adalah negara paling toleran. Saya mempunyai teman dalam komunitas LGBTQ, beberapa sudah berkunjung ke rumah saya dengan pasangan sesama jenisnya. Saya tidak memiliki masalah dengan itu," tuturnya, dikutip Euractiv.

Ia menambahkan, komunitas LGBTQ di Rumania sudah mendapatkan perlindungan meski tidak dilegalkan dalam hukum. Ciolacu menyebut mereka tidak membutuhkan perlindungan ekstra di Rumania.

"Apakah kami tidak setara? Saya mengulangi: saya tidak ada masalah, saya tidak menghakimi Anda dan Anda tidak perlu menghakimi saya. Anda Muslim, Saya Ortodoks semua agama maupun etnis minoritas setara di Rumania," sambungnya.  

3. Komisaris HAM Eropa desak hak-hak transgender di Balkan

Pada Maret lalu, Dewan Komisaris HAM Eropa menyerukan kepada negara-negara Balkan untuk mengakui transgender. Pihaknya juga mendesak agar transgender diakui sebagai gender di negara tersebut. 

"Tidak ada yang mendapatkan hak khusus dan merealisasikan bahwa hak asasi manusia dari komunitas trans tidak merusak hak dari warga lainnya. Mereka harus diperlakukan sama seperti semuanya," tutur Komisaris HAM Eropa Dunja Mijatovic, dikutip Balkan Insight.

Mojatovic mengatakan terdapat progres di beberapa negara Balkan soal pengakuan transgender. Namun, diskriminasi dan kasus kekerasan yang menargetkan komunitas trans masih tinggi di kawasan Balkan. 

Berdasarkan proyek Trans Murder Monitoring, kasus pembunuhan warga trans terbesar antara 2008-2023 di Eropa berada di Turki. Kasus pembunuhan tersebut mencapai 65 orang selama 15 tahun. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm