Mantan Mujahidin memegang senjata untuk mendukung pasukan Afghanistan dalam perang mereka melawan Taliban, di pinggiran provinsi Herat, Afghanistan, Sabtu (10/7/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Jalil Ahmad.
Pernyataan itu juga disampaikan di saat kondisi di Afghanistan sedang kacau akibat dua ledakan bom yang terjadi Kamis lalu.
Sebagaimana diketahui, ibu Kota Afghanistan, Kabul, diguncang dua serangan bom yang dilancarkan oleh kelompok teroris Islamic State-Khorasan (ISIS-K) atau dikenal pula sebagai Islamic State of Khorasan Province (ISKP) pada Kamis (26/8/2021).
Dikutip dari Al Jazeera, 110 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bom bunuh diri di sekitar akses masuk Bandara Hamid Karzai, Kabul, dan Hotel Baron. Selain pemboman, ISIS-K juga menembaki warga sipil dan militer yang sedang melakukan misi evakuasi.
ISIS-K mengklaim serangan mereka ditujukan kepada penerjemah dan kolaborator yang bekerja untuk militer Amerika Serikat (AS).
Semenjak Taliban berkuasa, nilai mata uang Afghanistan telah anjlok, banyak bank dan bisnis tutup, dan harga pangan naik dengan cepat.
Meski demikian, Stanikzai menegaskan bahwa Taliban menyambut baik bantuan dari negara-negara yang ingin memainkan peran positif di Afghanistan, walaupun pihaknya tidak akan menerima campur tangan asing dalam urusan internal Afghanistan.