Jakarta, IDN Times – Sejumlah tokoh penting di pemerintahan Amerika Serikat (AS) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan kekhawatiran akan masa depan Afghanistan di bawah Taliban. Mereka menyebut Afghanistan berpotensi menjadi negara yang bergantung pada perdagangan obat terlarang atau narkotika karena ekonominya tertekan di bawah Taliban.
Kepala Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) untuk wilayah Kabul, Cesar Gudes, mengatakan Taliban telah mengandalkan perdagangan opium Afghanistan sebagai salah satu sumber pendapatan utama mereka.
“Lebih banyak produksi membawa obat-obatan dengan harga lebih murah dan lebih menarik, sehingga aksesibilitas lebih luas,” kata Cesar Gudes kepada Reuters.
“Dengan Taliban memasuki Kabul pada hari Minggu, ini adalah saat-saat terbaik di mana kelompok-kelompok terlarang ini cenderung memposisikan diri untuk memperluas bisnis mereka,” tambah Gudes, sebagaimana dilaporkan Al-Jazeera, Senin (16/8/2021).