Taliban adalah kelompok yang saat ini memerintah Afghanistan, setelah pasukan pemerintah kalah. Namun, upaya untuk mengatur negara tersebut sampai saat ini masih tersandung berbagai masalah.
Beberapa di antaranya adalah, mereka kebingungan menghadapi ancaman kemiskinan dan para pegawai yang belum mendapatkan gaji selama beberapa bulan. Komunitas internasional telah memutus bantuan dana miliaran dolar dan AS telah membekukan aset bank sentral Afghanistan yang disimpan di New York.
Bantuan dan pencairan aset akan dapat dilakukan dengan beberapa syarat, di antaranya Taliban menjadi pemerintahan yang inklusif, menghormati minoritas dan menghargai perempuan agar setara dengan lelaki.
Menurut Roya Rahmani, mantan duta besar Afghanistan untuk Amerika Serikat, dekrit baru tersebut "adalah langkah yang sangat cerdas dari pihak Taliban saat ini karena salah satu berita yang menarik perhatian Barat adalah fakta bahwa gadis-gadis kecil dijual sebagai properti kepada orang lain untuk memberi makan anggota keluarga lainnya," katanya dikutip Reuters.
Dan keputusan tersebut, tampaknya terlihat sebagai upaya Taliban untuk meredakan ketakutan internasional akan nasib para perempuan di Afghanistan.
Rahmani masih menunggu keputusan lain dari Taliban, yang membebaskan perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan, agar memiliki keterlibatan penuh di ruang publik.
Ia mengatakan "apa yang saya tunggu-tunggu selanjutnya dari kelompok yang sama, dari orang yang sama, mereka mengirim surat keputusan tentang pendidikan dan hak kerja bagi perempuan Afghanistan, itu (akan) benar-benar fenomenal."