Tentara Taliban terlihat di salah satu alun-alun utama kota di Kabul, Afghanistan, Rabu (1/9/2021). ANTARA FOTO/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS.
Dalam beberapa kesempatan, Sekjen PBB Antonio Guterres menyampaikan, pengakuan internasional menjadi satu-satunya instrumen yang bisa menghentikan sanksi ekonomi dan pemblokiran terhadap akses keuangan.
Pengakuan internasional juga menjadi salah satu cara untuk menekan Taliban, agar membentuk pemerintahan yang inklusif dan moderat.
Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, pada Senin mengingatkan krisis ekonomi dan kemanusiaan yang melanda Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pertengahan Agustus lalu.
"Di satu sisi, Anda mengumpulkan dana segar untuk mencegah krisis, dan di sisi lain uang milik mereka tidak bisa mereka gunakan," kata Qureshi, merujuk pada Konferensi Jenewa yang menghasilkan komitmen bantuan kemanusiaan untuk Afghanistan senilai 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp17,1 triliun).
"Saya pikir membekukan aset tidak membantu situasi. Saya sangat mendesak kekuatan yang ada bahwa mereka harus meninjau kembali kebijakan itu dan memikirkan pencairan. Ini akan menjadi langkah membangun kepercayaan juga dan itu juga bisa mendorong perilaku positif," tambahnya, sebagaimana diberitakan The Straits Times.