Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden Korsel Serukan Deklarasi Damai dengan Korut di Forum PBB

Presiden Korea Selatan Moon Jae-In (www.twitter.com/@moonriver365)
Presiden Korea Selatan Moon Jae-In (www.twitter.com/@moonriver365)

Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, menyerukan sebuah deklarasi damai di Semenanjung Korea, saat berpidato di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Moon secara resmi mengajukan pernyataan untuk mengakhiri Perang Korea yang pecah pada 1950-1953.

"Saya sekali lagi mendesak komunitas negara-negara untuk memobilisasi kekuatannya untuk deklarasi akhir perang di Semenanjung Korea," kata Moon pada Selasa (21/9/2021), dikutip dari kantor berita Yonhap.

“Saya mengusulkan agar tiga pihak dari dua Korea dan Amerika Serikat (AS), atau empat pihak yakni dua Korea, AS, dan China bersatu dan menyatakan bahwa Perang di Semenanjung Korea telah berakhir,” tambah dia.

1. Deklarasi damai adalah langkah awal untuk denuklirisasi

(Presiden Korea Selatan Moon Jae-In) ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon
(Presiden Korea Selatan Moon Jae-In) ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon

Tahun lalu, Moon juga sempat mengusulkan deklarasi untuk mengakhiri Perang di Semenanjung Korea. "Deklarasi akhir perang akan menandai titik tolak penting dalam menciptakan tatanan baru 'rekonsiliasi dan kerja sama' di Semenanjung Korea."

Moon berpendapat, deklarasi perdamaian bisa mendorong Korea Utara untuk melakukan denuklirisasi, tulis the Strait Times. Di lain pihak, Korea Utara juga telah lama berusaha mengakhiri perang secara resmi, untuk mengakhiri gencatan senjata yang yang menghentikan pertempuran.

Sementara itu, dalam berbagai kesempatan, Washington menegaskan bahwa syarat utama untuk mencapai perdamaian adalah Pyongyang harus menyerahkan senjata nuklirnya terlebih dahulu.

2. AS janji akan mengupayakan perdamaian di semenanjung Korea

Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah konferensi pers di Gedung Pentagon pada Kamis 11 Februari 2021. (Facebook.com/President Joe Biden)
Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam sebuah konferensi pers di Gedung Pentagon pada Kamis 11 Februari 2021. (Facebook.com/President Joe Biden)

Dikutip dari Reuters, Presiden AS Joe Biden juga menyampaikan pidato pertamanya di depan majelis PBB. Biden mengatakan bahwa Washington akan menerapkan “diplomasi berkelanjutan” untuk merealisasikan denuklirisasi di semenanjung Korea.

“Kami mencari kemajuan menuju rencana yang tersedia dengan komitmen nyata ,yang akan meningkatkan stabilitas di Semenanjung dan di kawasan, serta meningkatkan kehidupan orang-orang di Republik Demokratik Rakyat Korea,” kata Biden, yang menggunakan nama resmi Korea Utara.

3. Dua Korea saling adu kemampuan rudalnya

Ilustrasi rudal Korea Utara (istockphoto.com/narvikk)
Ilustrasi rudal Korea Utara (istockphoto.com/narvikk)

Pekan lalu, ketegangan di semenanjung Korea terjadi karena Seoul dan Pyongyang saling memamerkan senjatanya. Selain menguji kemampuan rudal balistiknya, Korea Utara juga menguji kemampuan rudal jelajah pertamanya yang dikembangkan dalam enam bulan terakhir.

Beberapa hari kemudian, Korea Selatan juga menguji rudal balistiknya. Sejumlah analis menilai pengujian tersebut sebagai jawaban Presiden Moon atas kritik yang dialamatkan kepadanya, bahwa dia terlalu lembut dalam menyikapi Korea Utara.

Di sisi lain, politikus Korea Selatan juga mengkritik AS, sebagai sekutu dan mitra Seoul, yang telalu naif karena mencoba berdialog dengan Korea Utara. Dia bahkan mulai meragukan apakah nantinya penangkal rudal milik AS dapat menghalau rudal Korea Utara jika sewaktu-waktu melakukan serangan.

Korea Utara telah menepis seruan AS untuk kembali ke meja perundingan. Kepala pengawas atom PBB melaporkan pada pekan ini bahwa program nuklir Pyongyang berjalan penuh.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us