Ilustrasi insiden kapal laut. (IDN Times/Arief Rahmat)
Sebelumnya, kelompok pemberontak Houthi di Yaman telah menenggelamkan dua kapal, yang terbaru adalah kapal pengangkut barang curah berbendera Liberia yang tenggelam pada bulan Juni. Meskipun tidak ada yang tewas, tetapi kapal yang tenggelam tersebut diduga telah memutus beberapa kabel komunikasi bawah laut.
Pada awal Maret, serangan rudal Houthi telah menenggelamkan kapal milik inggirs, menjadikannya kapal pertama yang hancur akibat serangan kelompok pemberontak Houthi. Selain itu, pejabat AS juga mengatakan serangan Houthi terhadap kapal komersial lain di Teluk Aden pada bulan Maret juga menewaskan tiga orang dan melukai empat lainnya.
Geram atas serangan Houthi, Amerika Serikat dan Inggris membuat respon militer secara terkoordinasi dengan mengebom infrastruktur Houthi di Yaman selama berbulan-bulan dan menembak jatuh pesawat nirawak, serta rudal yang diluncurkan Houthi. Namun, Houthi berhasil melancarkan serangan di jalur pelayaran penting Laut Merah dan Teluk Aden.
Kelompok Houthi mengatakan serangan-serangan di Laut Merah dan Teluk Aden adalah respon mereka secara langsung terhadap perang Hamas-Israel di Jalur Gaza. Amerika Serikat menuduh Iran terlibat dalam serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah. Sementara itu, para pejabat di Teheran membantah dan menolak tuduhan Amerika Serikat. Mereka mengatakan bahwa kelompok Houthi dan kelompok lain telah merencanakan dan bertindak secara independen, tanpa ada campur tangan Iran.