Ilustrasi pendaki di Gunung Kilimanjaro. (Unsplash.com/Crispin Jones)
Dilansir VOA News, TANAPA menyampaikan bahwa sejauh ini kebakaran itu tidak menyebabkan adanya korban luka dan tidak berdampak pada sektor pariwisata.
Namun, operator tur Ally Malika mengatakan bisnisnya telah terdampak akibat kebakaran. Malika menyampaikan beberapa turis telah menolak untuk mendaki gunung karena khawatir terhadap kobaran api.
Malika menambahkan bahwa dia berpikir kebakaran itu akan berhenti karena seiring dengan upaya yang sedang berlangsung untuk pemadaman dan hujan yang turun di beberapa daerah.
Fred Mkonyi, direktur pelaksana perusahaan Fred Trekking dan Safaris telah menyerukan lebih banyak yang harus dilakukan untuk menghentikan kebakaran terjadi lagi, termasuk peningkatan pengawasan di udara.
"Harus ada kamera satelit untuk mensurvei seluruh area untuk mengidentifikasi ancaman dan bencana seperti ini. Jika ada orang yang terlibat dalam kebakaran, maka hukum akan bertindak," kata Mkonyi, yang menambahkan bahwa taman nasional sangat besar, sehingga tidak dapat menempatkan penjaga di seluruh area. Jika tida ada satelit, Mkonyi meminta adanya patroli helikopter.
Gunung Kilimanjaro merupakan salah satu tujuan wisata terkemuka di Tanzania, di mana setiap tahunnya ada sekitar 50 ribu orang mendaki gunung tersebut, yang memberikan wilayah tersebut banyak pemasukan. Sektor pariwisata negara itu berkontribusi terhadap 17 persen dari produk domestik bruto.