Ilustrasi bakteri penyebab leptospirosis. (Unsplash.com/Michael Schiffer)
Tahun lalu, Tanzania mengidentifikasi wabah leptospirosis, atau penyakit tikus, yang tiga orang meninggal di wilayah tenggara Lindi. Penyakit dari bakteri ini, ditularkan ke manusia oleh mamalia tertentu, menyebar melalui air atau makanan yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi. Wabah tersebut bukan penyakit baru di Tanzania.
Penyakit tersebut mulai terdeteksi di Lindi pada bulan Juli, yang gejalanya berupa mimisan, demam, sakit kepala, dan kelelahan. Menanggapi hal tersebut, kepala petugas medis pemerintah, Aifello Sichalwe membentuk tim profesional dan meminta warga untuk tetap tenang.
Sichalwe mengatakan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pasien negatif Ebola, virus Marburg, dan COVID-19. Satu di antaranya telah sembuh sementara yang lain diisolasi. Sebanyak 13 kasus pasien terdeteksi saat itu, tiga di antaranya meninggal dunia.
Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan mengatakan bahwa penyakit aneh yang terdeteksi di Lindi itu bisa jadi disebabkan oleh interaksi yang meningkat antara manusia dan hewan akibat degradasi lingkungan.