Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Naveed Ahmed)
ilustrasi (Unsplash.com/Naveed Ahmed)

Jakarta, IDN Times - Tentara India menahan delapan warga sipil di Kashmir. Tiga di antaranya tewas diduga karena disiksa saat diinterogasi. Ketiganya bernama Mohammad Showkat, Safeer Hussain, dan Shabir Ahmad.

Para pejabat dan penduduk setempat pada Sabtu (23/12/2023) mengatakan, para penduduk marah atas insiden tersebut. Kemarahan juga menyebar di beberapa daerah terpencil di Kashmir.

Tentara menyerahkan tiga jenazah kepada polisi, yang kemudian menghubungi keluarga dan kerabatnya. Warga mengatakan bahwa jenazah-jenazah itu memiliki tanda-tanda penyiksaan yang kejam.

1. Pengakuan dari keluarga korban

ilustrasi (Unsplash.com/ Niu Niu)

Tiga warga sipil yang diduga tewas karena penyiksaan awalnya ditangkap tentara di desa perbukitan Topa Pir di distrik Poonch pada Jumat pagi. Keluarga kerabat korban yang dipanggil polisi mengaku terkejut ketika melihat jenazah tersebut.

"Ada bekas penyiksaan di tubuhnya. Keadilan macam apa ini? Dia meninggal karena penyiksaan yang berlebihan," kata Noor Ahmad, saudara laki-laki Safer Hussain, dikutip dari Al Jazeera.

"Saya tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata betapa besarnya kesedihan yang kami rasakan, tidak ada uang di dunia ini yang dapat mengisinya. Pemerintah akan memberi kami segalanya tapi luka kami tidak akan sembuh," tambahnya.

2. Video rekaman penyiksaan yang tersebar

Ketiga korban berasal dari komunitas suku yang dikenal sebagai Gujjar. Lima warga sipil lain yang ditahan, dilarikan ke rumah sakit militer setelah diduga disiksa dengan kejam.

"Dua saudara laki-laki saya dan seorang sepupu saya terluka parah akibat penyiksaan. Mereka dirawat di rumah sakit militer," kata Mohammed Younis dikutip dari VOA News.

Younis mengaku tentara menahan sembilan orang. Seorang lelaki lanjut usia dilepaskan, tetapi lainnya dipukuli dengan kejam dan disetrum.

Video yang menunjukkan penyiksaan terhadap para warga sipil yang ditahan itu menyebar secara daring. Hal tersebut memicu kemarahan yang meluas di antara penduduk Kashmir yang dikuasai India.

3. Tentara dan polisi lakukan penyelidikan

Tentara India mengatakan telah melakukan penyelidikan. Tapi, mereka tidak memberikan pernyataan mengenai rincian penahanan dan kematian para warga sipil.

Polisi senior juga telah mengunjungi desa dan menyaksikan prosesi penguburan. Polisi akan menyelidiki insiden sebagai upaya untuk menenangkan penduduk desa.

Dilansir Dawn, pemerintah disebut telah memadamkan jaringan internet di sekitar Poonch dan Rajouri. Hal itu dilakukan untuk mencegah meluasnya video dugaan penyiksaan.

Protes juga sempat meletus di Srinagar, kota utama di Kashmir. Tiga partai politik pro-India melakukan demonstrasi yang menentang pembunuhan itu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorPri Saja