Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Thailand (unsplash.com/chris robert)
Bendera Thailand (unsplash.com/chris robert)

Intinya sih...

  • Thailand menunda pelaksanaan kesepakatan damai dengan Kamboja

  • Kedua negara saling menuduh atas insiden tembakan di perbatasan

  • Bentrokan lima hari pada Juli 2025 sebabkan 43 orang tewas

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Hubungan diplomatik antara Kamboja dan Thailand kembali memanas pada Rabu (12/11/2025), setelah kedua negara saling menuduh terlibat dalam bentrokan baru di wilayah perbatasan mereka. Ketegangan ini muncul hanya beberapa hari setelah Thailand mengumumkan penundaan pelaksanaan kesepakatan damai yang didukung Amerika Serikat (AS).

Konflik yang sempat mereda setelah lima hari bentrokan berdarah pada Juli 2025, kini kembali mengancam stabilitas kawasan. Korban jiwa dan pengungsi yang terdampak konflik sebelumnya mencapai puluhan ribu, sementara upaya damai yang diperantarai Presiden AS, Donald Trump, kini dinilai mulai goyah.

1. Thailand menunda pelaksanaan kesepakatan damai dengan Kamboja

Militer Thailand pada Senin (10/11/2025), mengumumkan penundaan pelaksanaan kesepakatan damai dengan Kamboja. Keputusan ini diambil setelah terjadi ledakan ranjau darat yang melukai empat tentara Thailand di wilayah perbatasan yang disengketakan.

Thailand menuduh pihak Kamboja meletakkan ranjau baru, sehingga memicu kecurigaan dan memperburuk situasi keamanan di perbatasan.​

Menteri Luar Negeri Thailand menyatakan, bahwa pihaknya menuntut permintaan maaf dari Kamboja atas insiden ranjau tersebut. Namun, Kamboja membantah tuduhan itu dan menegaskan komitmen mereka untuk tetap menjalankan kesepakatan damai sesuai perjanjian yang telah ditandatangani.​

2. Kedua negara saling menuduh atas insiden tembakan di perbatasan

Kedua negara kembali saling menuduh atas insiden tembakan di wilayah perbatasan, pada Rabu (12/11/2025). Menteri Informasi Kamboja, Neth Pheaktra, menyatakan bahwa tentara Thailand menembaki warga sipil di desa Prey Chan, Provinsi Banteay Meanchey, dan melukai setidaknya lima orang.

"Pasukan Thailand menembaki warga sipil," kata Neth Pheaktra, dilansir Insider Paper.

Di sisi lain, Wakil Juru Bicara Angkatan Darat Kerajaan Thailand, Richa Suksuwanon, menyatakan bahwa tentara Thailand mendengar suara tembakan dari wilayah Kamboja sekitar pukul 16.00 waktu setempat, namun tidak membalas tembakan.

"Itu diyakini sebagai provokasi dari pihak Kamboja," ujarnya kepada wartawan.​

3. Bentrokan lima hari pada Juli 2025 sebabkan 43 orang tewas

Bentrokan lima hari pada Juli 2025 menyebabkan 43 orang tewas dan sekitar 300 ribu warga mengungsi dari wilayah perbatasan. Korban terdiri dari tentara dan warga sipil dari kedua negara. Pada insiden terbaru, sejumlah warga Kamboja melaporkan adanya korban luka akibat tembakan.

"Mereka baru saja menembaki kami. Kami tidak melakukan apa-apa. Saya sangat ketakutan, saya sedang melarikan diri sekarang," kata salah satu warga Kamboja, Hul Malis, dilansir RFI.

Kedua negara telah menarik pasukan dari titik-titik rawan dan memungkinkan pengawas gencatan senjata untuk memantau situasi. Namun, ketegangan tetap tinggi karena belum ada penyelesaian terhadap akar sengketa perbatasan yang telah berlangsung lebih dari satu abad.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team