Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi serangan penembakan (unsplash.com/Maxim Hopman)
ilustrasi serangan penembakan (unsplash.com/Maxim Hopman)

Intinya sih...

  • Keluarga sebut korban tewas bunuh diri

  • Pihak keluarga awalnya mengklaim kematian korban disebabkan oleh bunuh diri, namun hasil penyelidikan membantah klaim tersebut

  • Pemerintah anggap TikTok mempromosikan perilaku tidak bermoral

  • Otoritas telekomunikasi Pakistan telah berulang kali memblokir atau mengancam akan memblokir TikTok dengan dalih perilaku tidak bermoral

  • Ratusan perempuan tewas akibat pembunuhan demi kehormatan setiap tahun di Pakistan

  • Sebagian besar masyarakat Pakistan masih menganut aturan 'kehormatan' yang ketat, yang menempatkan perempuan

Jakarta, IDN Times - Seorang perempuan berusia 16 tahun di Pakistan tewas ditembak oleh ayahnya sendiri karena menolak menghapus aplikasi TikTok. Sang ayah kini telah ditangkap.

“Ayah gadis itu memintanya untuk menghapus akun TikToknya. Karena menolak, dia membunuhnya,” kata juru bicara kepolisian pada Jumat (11/7/2025).

Pembunuhan itu terjadi di kota Rawalpindi, provinsi Punjab, pada Selasa (8/7/2025). Penyelidik mengungkapkan bahwa pelaku tega menghabisi putrinya sendiri demi menjaga 'kehormatan' keluarganya.

1. Keluarga sebut korban tewas bunuh diri

Kepada polisi, pihak keluarga awalnya mengklaim bahwa kematian korban disebabkan oleh bunuh diri. Namun, hasil penyelidikan mengungkap bahwa kasus ini adalah pembunuhan yang dipicu oleh masalah penggunaan TikTok.

"Luka tembak tersebut membantu polisi membantah klaim keluarga gadis tersebut bahwa dia telah melakukan bunuh diri," kata polisi, dikutip dari Dawn.

Pihaknya menambahkan bahwa kejahatan terhadap perempuan dan anak-anak tidak dapat ditoleransi, dan terdakwa akan diadili.

2. Pemerintah anggap TikTok mempromosikan perilaku tidak bermoral

TikTok sangat populer di Pakistan, salah satunya karena mudah diakses oleh masyarakat dengan tingkat literasi yang rendah. Bagi perempuan, aplikasi ini telah membuka peluang untuk meraih perhatian publik sekaligus mendapatkan penghasilan

Meski demikian, Laporan Kesenjangan Gender Seluler pada 2025 mengungkapkan bahwa hanya 30 persen perempuan di Pakistan yang memiliki ponsel pintar, hampir dua kali lipat lebih rendah dibandingkan laki-laki, yang mencapai 58 persen.

Otoritas telekomunikasi Pakistan telah berulang kali memblokir atau mengancam akan memblokir TikTok dengan dalih perilaku tidak bermoral, menyusul reaksi keras terhadap konten LGBTQ dan seksual.

Di provinsi Balochistan, wilayah barat daya Pakistan, seorang pria mengaku merencanakan pembunuhan terhadap putrinya yang berusia 14 tahun pada awal 2025. Ia menganggap video-video TikTok milik korban telah mencemarkan kehormatan keluarga.

3. Ratusan perempuan tewas akibat pembunuhan demi kehormatan setiap tahun di Pakistan

Dilansir dari CBS News, sebagian besar masyarakat Pakistan masih menganut aturan 'kehormatan' yang ketat, yang menempatkan perempuan di bawah kendali kerabat laki-laki dalam mengambil keputusan terkait pendidikan, pekerjaan, hingga pernikahan. Setiap tahunnya, ratusan perempuan dibunuh oleh laki-laki di Pakistan karena dianggap melanggar aturan ini.

Tahun lalu, seorang pria Pakistan ditangkap setelah diduga merekam saudara laki-lakinya saat mencekik saudara perempuan mereka sampai tewas. Ia dituduh terlibat dalam dugaan pembunuhan demi 'kehormatan'.

Pada Desember 2023, empat orang ditangkap karena diduga membunuh seorang perempuan berusia 18 tahun setelah fotonya yang sedang duduk bersama pacarnya viral di media sosial. Polisi mengatakan bahwa foto itu telah merupakan hasil rekayasa dan diunggah di akun media sosial palsu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama