Tolak Swedia-Finlandia Gabung NATO, Erdogan: Nordik Sarang Teroris

Jakarta, IDN Times - Swedia dan Finlandia dalam waktu dekat dikabarkan akan segera mendaftar menjadi anggota NATO. Tapi Turki yang telah menjadi anggota aliansi tersebut sejak 1950-an, memberikan sinyal tidak memberikan dukungan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia tidak menyambut positif keinginan dua negara Nordik tersebut. Menurutnya, salah satu kelompok yang mereka anggap teroris, banyak yang bersembunyi di Swedia.
Erdogan juga menyinggung keanggotaan Yunani di NATO. Dia menilai pemerintahan Turki sebelumnya telah membuat kesalahan dengan menerima negara tetangganya itu. Sedangkan dalam beberapa tahun terakhir, Yunani dan Turki kerap bersengketa dalam urusan perbatasan dan masalah lain.
1. Erdogan nilai negara Nordik jadi rumah teroris
Pada Jumat (13/5/22), Presiden Erdogan mengatakan bahwa negaranya tidak mendukung rencana Swedia dan Finlandia yang ingin bergabung dengan NATO. Erdogan sepertinya keberatan dengan keinginan dua negara Nordik itu.
"Apalagi, negara-negara Skandinavia, sayangnya, hampir seperti penginapan bagi organisasi teroris. PKK, DHKP-C bersarang di Belanda dan Swedia. Saya melangkah lebih jauh, mereka juga mengambil bagian dalam parlemen di sana. Tidak mungkin bagi kami untuk memiliki pandangan positif," ujarnya dilansir media Turki, Hurriyet.
PKK adalah kelompok militan Kurdi yang kerap melancarkan serangan ke Turki. Mereka beroperasi di Turki tenggara dan Irak utara. Sedangkan DHKP-C adalah kelompok gerakan Marxisme-Leninisme yang telah melawan Turki sejak 1990-an. Mereka pernah meluncurkan pembunuhan politik dan menggunakan serangan bom bunuh diri.