Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erdogan: Turki Tidak Setuju Finlandia dan Swedia Gabung NATO

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. (twitter.com/Recep Tayyip Erdoğan)
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. (twitter.com/Recep Tayyip Erdoğan)

Jakarta, IDN Times - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa Turki tidak setuju dengan rencana Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO. Pernyataan itu disampaikannya pada Jumat (13/5/2022).

“Kami mengikuti perkembangan mengenai Swedia dan Finlandia, tetapi kami tidak memiliki pendapat yang baik,” kata Erdogan kepada wartawan, dikutip dari Associated Press.

1. Erdogan tuduh Swedia dukung militan Kurdi

Alasan penolakan Erdogan adalah adanya dugaan bahwa Swedia dan negara-negara Skandinavia lainnya mendukung kelompok militan Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris.

Swedia memang merupakan salah satu rumah bagi para diaspora Kurdi. Populasi berbahasa Kurdi di Finlandia diperkirakan lebih dari 15 ribu orang pada tahun 2020, kurang dari 1 persen dari populasi. Saat ini, ada enam tokoh Kurdi yang menduduki kursi parlemen Swedia, dilansir dari The Guardian.

2. Turki tidak ingin ulangi kesalahan di masa lampau

Erdogan juga mengatakan bahwa Turki tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama. Pernyataan ini terkait dengan keputusan Erdogan untuk mengizinkan Yunani kembali menjadi anggota NATO. Keputusan ini kemudian disesali karena Erdogan menganggap Yunani menggunakan NATO untuk melawan Turki, dilansir dari Associated Press.

“Kami tidak ingin melakukan kesalahan,” kata Erdogan, dikutip dari The Guardian. “Negara-negara Skandinavia seperti rumah bagi organisasi teroris. Bahkan mereka mempunyai kursi di parlemen," tambahnya.

Turki juga memutuskan untuk tidak mengikuti latihan rutin NATO di Athena, Yunani yang diselenggarakan pada bulan Mei. Ini merupakan buntut dari perselisihan kedua negara tersebut, dilansir dari The Guardian.

 

3. Berpotensi menjadi batu sandungan bagi Finlandia dan Swedia

Posisi Turki ini dapat berpotensi menjadi batu sandungan bagi Finlandia dan Swedia dalam memperoleh keanggotaan NATO. Perlu diketahui, NATO memerlukan persetujuan dari seluruh 30 negara anggotanya untuk menerima anggota baru. Oleh karena itu, Turki bisa saja menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan Swedia dan Finlandia bergabung ke NATO.

Padahal, sampai saat ini, Turki belum memberikan bukti atas tuduhannya kepada Swedia terkait dukungan kepada kelompok militan Kurdi, dikutip dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us