Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potret Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (dok.KCNA via twitter @nknewsorg)
Potret Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (dok.KCNA via twitter @nknewsorg)

Intinya sih...

  • Kim Yo Jong menilai tawaran damai Presiden Lee hanya kepura-puraan dan taktik politik.

  • Kim Yo Jong tidak percaya ada perubahan sikap Seoul terhadap Korea Utara, siapa pun presidennya.

  • Pernyataan keras dari Pyongyang muncul setelah Presiden Lee menginstruksikan implementasi perjanjian antar-Korea yang sudah ada.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Upaya Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, untuk membuka kembali dialog damai mendapat penolakan keras dari Korea Utara. Kim Yo Jong, adik sekaligus penasihat berpengaruh Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un, menolak mentah-mentah ajakan itu dan menyebutnya penuh kepura-puraan.

Menurut laporan kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), pada Selasa (19/8/2025), Kim Yo Jong memimpin rapat dengan pejabat senior Kementerian Luar Negeri Korea Utara untuk menyampaikan arahan kebijakan luar negeri dari Kim Jong Un.

Dalam kesempatan itu, dia menuding pemerintahan Lee sedang berusaha keras terlihat berbeda dari pendahulunya dengan menampilkan citra seolah serius memperbaiki hubungan antar-Korea. Namun, menurutnya, niat sejati Seoul tetap tidak bisa disembunyikan.

1. Korea Selatan hanya kepura-puraan

InterKorea Summit 2 Mei 2018, pertemuan antara Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dan Kim Yo-jong (Cheongwadae / Blue House, KOGL Type 1, via Wikimedia Commons)

Kim Yo Jong menilai tawaran damai Presiden Lee tidak tulus dan hanya sebatas taktik politik.

"Pemerintahan Lee membuat upaya putus asa untuk terlihat berbeda dari pemerintahan sebelumnya dan berpura-pura serius dalam meningkatkan hubungan antar-Korea," ujarnya, dikutip KBS World dari KCNA, Rabu (20/8/2025).

Dia bahkan menyamakan langkah Seoul dengan menutupi sesuatu yang busuk selubung perdamaian. Kim menegaskan tujuan sebenarnya dari Korea Selatan tidak bisa disembunyikan.

2. Tidak percaya ada perubahan sikap Seoul

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un (kiri), dan adiknya, Kim Yo-jong (kanan). (Twitter.com/MilitaryMonitor)

Kim Yo Jong juga menegaskan, sikap konfrontatif Korea Selatan terhadap Utara tidak pernah berubah, siapa pun presidennya.

"Sikap konfrontatif Korea Selatan terhadap kami tidak pernah berubah, apakah pemerintah yang berkuasa membawa papan nama konservatisme atau mengenakan topeng demokrasi," katanya.

Menurutnya, Lee bukanlah orang yang bisa mengubah jalannya sejarah. Kim Yo Jong juga menolak gagasan Seoul bisa menjadi mitra dalam diplomasi regional.

Dia menegaskan, Korea Selatan tidak akan punya tempat, bahkan sekecil apa pun, dalam urusan diplomasi di kawasan yang menempatkan Korea Utara di pusatnya.

"Korea Selatan tidak akan memiliki peran, bahkan yang kecil sekalipun, dalam urusan diplomatik kawasan dengan Korea Utara sebagai pusatnya," kata Kim Yo Jong.

3. Instruksi damai Presiden Lee Jae Myung

Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Jae Myung. (x.com/대한민국 대통령실)

Pernyataan keras dari Pyongyang ini muncul hanya sehari setelah Presiden Lee menginstruksikan kementerian terkait di Seoul untuk menyiapkan implementasi bertahap dari perjanjian antar-Korea yang sudah ada.

Langkah itu sebelumnya dipandang sebagai sinyal keinginan Seoul untuk membuka kembali jalur rekonsiliasi dengan Utara.

Namun, respons Kim Yo Jng menunjukkan prospek pencairan hubungan antar-Korea masih jauh dari kenyataan, dengan Pyongyang tetap menolak segala bentuk inisiatif damai yang datang dari Seoul.

Editorial Team