ilustrasi bendera Inggris. (unsplash.com/simon frederick)
Blair sebelumnya menjadi satu-satunya nama yang diajukan secara publik saat Trump meluncurkan rencana perdamaian 20 poin pada September lalu. Namun, nama Blair dilaporkan telah dicoret diam-diam dari daftar dewan tersebut akibat tekanan diplomatik.
Trump sendiri sempat mengisyaratkan perubahan sikapnya terhadap Blair pada Oktober lalu. Ia menyatakan ingin memastikan sosok yang dipilih merupakan pilihan yang dapat diterima oleh semua pihak, meskipun secara pribadi ia menyukai Blair.
Blair dikenal sebagai tokoh yang mendukung invasi AS ke Irak pada 2003. Inggris saat itu berpartisipasi dalam invasi dan mendukung klaim keliru AS soal senjata pemusnah massal di Irak. Keterlibatan ini membuat sosok Blair sering kali dicap sebagai penjahat perang oleh sebagian masyarakat di dunia Arab.
"Dia punya reputasi negatif di sini. Jika Anda menyebut Tony Blair, hal pertama yang orang sebutkan adalah perang Irak," ujar Sekretaris Jenderal Inisiatif Nasional Palestina, Mustafa Barghouti, dilansir France24.