Ilustrasi senjata api. (Pexels.com/Dan Galvani Sommavilla)
Young menyampaikan, penggunaan senjata api berkaliber tinggi oleh geng kriminal telah membuat kekerasan baru-baru ini menjadi sangat memprihatinkan. Hal itu mendorong diberlakukannya keadaan darurat.
"Peluang untuk bertahan hidup sangat kecil karena kecepatan dan kaliber senjata ini. Ini menjadi perhatian utama bukan hanya bagi kami di Trinidad dan Tobago, tetapi juga di seluruh wilayah CARICOM (Komunitas Karibia)," katanya.
Jaksa agung juga menyampaikan pemerintah sedang melakukan kontak dengan Amerika Serikat (AS), yang merupakan negara asal dari senjata berkaliber tinggi, untuk membahas cara mengendalikan situasi. Kantor Akuntabilitas Pemerintah AS mencatat lebih dari 7 ribu senjata api yang disita oleh negara-negara Karibia dari 2018- 2022 berasal dari AS.
Departemen Luar Negeri AS mengaitkan kejahatan di negara itu dengan aktivitas geng kriminal dan narkotika. Pada Juli, departemen itu menetapkan nasihat perjalanan untuk Trinidad dan Tobago ke Level 3, yang menyarankan untuk mempertimbangkan kembali perjalananan karena terorisme dan penculikan.