Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersalaman saat menggelar konferensi pers bersama di East Room, Gedung Putih, Washington, D.C., pada 15 Februari 2017. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersalaman saat menggelar konferensi pers bersama di East Room, Gedung Putih, Washington, D.C., pada 15 Februari 2017. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Trump ancam Hamas dan janjikan dukungan penuh untuk Israel

  • Hamas terima sebagian usulan namun minta negosiasi lanjutan

  • Ultimatum serupa pernah dilontarkan Trump sebelumnya

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, melontarkan ultimatum kepada Hamas untuk menerima rencana damai 20 poin demi menghentikan konflik di Gaza. Pada Jumat (3/10/2025), ia menggunakan platform media sosialnya, Truth Social, untuk menyebut Hamas sebagai ancaman kejam dan penuh kekerasan serta mendesak agar kesepakatan segera diterima.

Trump menegaskan bahwa batas waktu akan berakhir pada Minggu (5/10/2025) pukul 22.00 waktu setempat. Dalam unggahannya, Trump memperingatkan risiko besar jika Hamas menolak usulan tersebut.

“Jika kesepakatan TERAKHIR ini tidak tercapai, NERAKA, seperti yang belum pernah dilihat sebelumnya, akan meledak melawan Hamas. AKAN ADA DAMAI DI TIMUR TENGAH DENGAN CARA APA PUN,” tulisnya dalam unggahan sepanjang 329 kata.

Ia sebelumnya merilis teks lengkap rencana damai itu pada Senin (29/9/2025), ketika menyambut kunjungan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Gedung Putih.

1. Trump ancam Hamas dan janjikan dukungan penuh untuk Israel

Dilansir dari Al Jazeera, Trump berkali-kali menyebut inisiatif damai ini sebagai kesempatan terakhir Hamas untuk bernegosiasi. Ia mengklaim bahwa kelompok itu akan kehilangan lebih banyak jika tidak menyetujui rencana tersebut.

“Sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober terhadap peradaban, lebih dari 25 ribu ‘tentara’ Hamas telah tewas,” tulis Trump, merujuk pada angka yang belum diverifikasi.

Dalam unggahan lanjutan, ia menegaskan bahwa Hamas telah terkepung. Ia menambahkan bahwa pihaknya mengetahui lokasi dan identitas anggota Hamas yang tersisa, serta berjanji mereka akan diburu dan dibunuh. Trump juga meminta warga sipil mencari tempat yang lebih aman, meskipun belum jelas ke mana mereka bisa mengungsi.

Trump juga menegaskan dukungan penuh AS terhadap Israel jika kesepakatan damai gagal. Netanyahu yang hadir bersamanya turut memperingatkan bahwa Israel akan bertindak sendiri bila Hamas menolak usulan itu.

“Ini bisa dilakukan dengan cara mudah, atau bisa dilakukan dengan cara sulit, tapi itu harus dilakukan,” kata Netanyahu, dikutip dari NBC News.

Ia menyebut Israel lebih memilih jalur mudah, namun tetap menekankan bahwa misi itu tidak bisa dihindari. Trump menambahkan bahwa ia berharap kesepakatan damai bisa tercapai, meski Israel tetap akan mendapat dukungan penuh darinya bila rencana itu gagal.

2. Hamas terima sebagian usulan namun minta negosiasi lanjutan

Dilansir dari BBC, Hamas akhirnya merespons proposal gencatan senjata yang diajukan AS dengan menerima sebagian poin, namun tetap meminta pembahasan lebih lanjut pada sejumlah isu utama. Dalam pernyataannya, Hamas menyatakan siap membebaskan semua tawanan Israel, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal, sesuai formula pertukaran yang terkandung dalam proposal Trump jika kondisi lapangan memungkinkan.

Hamas juga memberi sinyal perlunya negosiasi tambahan, terutama terkait masa depan Gaza dan hak-hak rakyat Palestina yang disebut masih dalam pembahasan. Sikap ini menunjukkan kelompok itu belum sepenuhnya menerima tawaran AS, meski ada titik temu terkait pertukaran tahanan.

3. Ultimatum serupa pernah dilontarkan Trump sebelumnya

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Ultimatum yang diberikan kali ini bukanlah yang pertama dari Trump. Pada Februari lalu, ia pernah memperingatkan bahwa ia akan membiarkan neraka meledak jika tawanan Israel tidak segera dibebaskan. Negosiasi gencatan senjata sempat berlangsung, namun akhirnya berakhir pada 1 Maret 2025.

Sesudah perundingan gagal, Israel langsung melanjutkan kampanye pengebomannya di Gaza. Situasi itu menunjukkan pola yang sama, di mana ultimatum keras dari Trump diikuti dengan langkah militer Israel ketika kesepakatan tidak tercapai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team