Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) bersalaman saat menggelar konferensi pers bersama di East Room, Gedung Putih, Washington, D.C., pada 15 Februari 2017. (The White House from Washington, DC, Public domain, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan keinginannya untuk kembali bernegosiasi dengan Iran mengenai program nuklir negara tersebut. Melalui unggahan di Truth Social pada Rabu (5/2/2025), Trump mengatakan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir, tetapi ia terbuka untuk berdialog guna mencapai kesepakatan baru.

Pernyataan ini muncul setelah pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, serta penandatanganan memorandum yang menginstruksikan pemerintah AS untuk menekan ekspor minyak Iran hingga nol.

“Kami harus mulai bekerja segera. Ada banyak orang di tingkat tertinggi Iran yang tidak ingin memiliki senjata nuklir,” tulis Trump.

Dilansir CNBC Internasional, Trump juga mengatakan bahwa laporan yang menyebutkan AS dan Israel sedang merencanakan serangan terhadap Iran adalah berlebihan.

“Saya lebih memilih Kesepakatan Perdamaian Nuklir yang Terverifikasi, yang akan memungkinkan Iran tumbuh dan berkembang secara damai,” tulisnya di Truth Social.

1. Iran terbelah dalam menyikapi pernyataan Trump

ilustrasi bendera iran (pexels.com/aboodi vesakaran)

Komentar Trump menimbulkan perdebatan di Iran mengenai dampak dari kemungkinan kesepakatan baru terhadap sanksi ekonomi yang saat ini membebani negara tersebut. Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menanggapi tekanan ekonomi AS dengan optimisme.

“Dengan cadangan yang kami miliki, kami bisa menyelesaikan masalah negara. Kami adalah negara yang kuat,” kata Pezeshkian.

Namun, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menilai tekanan ekonomi AS tidak akan membuahkan hasil.

“Tekanan maksimum adalah eksperimen yang gagal, dan mencoba melakukannya lagi hanya akan menghasilkan kegagalan lainnya,” ujarnya.

Meski demikian, Araghchi menyatakan bahwa jika tujuan utama AS adalah memastikan Iran tidak mengembangkan senjata nuklir, maka kesepakatan masih bisa dicapai.

“Jika masalah utama Trump adalah Iran tidak mengejar senjata nuklir, itu bisa dicapai tanpa masalah,” tambahnya.

2. AS perketat sanksi untuk menekan Iran

Editorial Team

Tonton lebih seru di