Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS, Donald Trump (kiri), dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan). (Kremlin.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Presiden AS, Donald Trump (kiri), dan Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan). (Kremlin.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Trump mengisyaratkan tukar lwilayah Rusia-Ukraina

  • Respons Eropa jelang pertemuan Trump-Putin

  • Zelenskyy tanggapi rencana pertemuan Trump-Putin

  • Trump mengisyaratkan tukar wilayah Rusia-Ukraina

  • Eropa menolak kesepakatan tanpa persetujuan Ukraina

  • Zelenskyy menanggapi rencana pertemuan Trump-Putin

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, akan mencoba mengembalikan sebagian wilayah Ukraina yang saat ini dikuasai Rusia. Ia akan memintanya saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat pekan depan (15/8/2025) di Alaska.

"Rusia menduduki sebagian besar wilayah Ukraina, wilayah yang sangat berharga. Kami akan mencoba mengembalikan sebagian wilayah itu untuk Ukraina," ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dikutip dari BBC, Selasa (12/8).

Trump menyebut pertemuan nanti akan menjadi pertemuan penjajakan, untuk mendesak Putin mengakhiri perang. Namun, ia juga mengisyaratkan kemungkinan adanya pertukaran atau perubahan wilayah antara Rusia dan Ukraina.

1. Isyarat tukar wilayah Rusia-Ukraina

Krimea (bawah) yang dicaplok Rusia pada 2014 dan Donetsk serta Luhansk (kanan) yang dikuasai pemberontak pro-Rusia (www.google.com/maps/)

Trump kembali menggunakan istilah land-swapping atau tukar wilayah, meski belum jelas wilayah apa yang mungkin akan dikembalikan Rusia. Kyiv selama ini tidak pernah mengklaim wilayah Rusia.

Trump menegaskan, jika Putin menawarkan kesepakatan yang dianggap adil, ia akan berbicara terlebih dahulu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai bentuk rasa hormat.

"Saya akan meneleponnya dulu, mungkin saya akan bilang: 'Semoga beruntung, terus berjuang' atau saya akan bilang, 'Kita bisa membuat kesepakatan'," katanya.

Trump juga menyebut kemungkinan adanya pertemuan tiga pihak di masa depan yang melibatkan dirinya, Putin, dan Zelenskyy. Namun, ia mengkritik keras beberapa langkah yang diambil Zelenskyy, bahkan menuding presiden Ukraina itu turut bertanggung jawab atas terjadinya perang.

2. Respons Eropa jelang pertemuan Trump-Putin

Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump (kanan). (Kremlin.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)

Wakil Presiden Komisi Eropa, Kaja Kallas mengatakan, Putin masih menganut cara lama dengan membagi wilayah dan pengaruh. Ia menegaskan Eropa tidak akan menerima kesepakatan yang tidak disetujui Ukraina.

"Jika Ukraina tidak menjadi bagian dari kesepakatan, maka kesepakatan itu tidak akan bisa dilaksanakan," ujarnya kepada BBC.

Kallas berharap Zelensky dapat diundang ke meja perundingan.

3. Zelenskyy tanggapi rencana pertemuan Trump-Putin

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump, saat bertemu di Gedung Putih pada Februari. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Menanggapi rencana pertemuan Trump-Putin, Zelenskyy menyebut kesepakatan yang dibuat tanpa melibatkan Ukraina hanyalah 'keputusan mati'. Ia juga mengutip laporan intelijen Ukraina yang menyatakan Rusia tidak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan perang.

Zelenskyy dijadwalkan menghadiri pertemuan virtual dengan Trump, Wakil Presiden AS JD Vance, dan para pemimpin Uni Eropa pada Rabu (13/8). Pertemuan ini diinisiasi Kanselir Jerman Friedrich Merz, yang juga mengundang para pemimpin NATO.

Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer dan PM Kanada Mark Carney sepakat kesepakatan damai harus dibangun bersama Ukraina. "Bukan dipaksakan kepadanya," tegas keduanya.

Mereka berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Trump dan Zelenskyy dalam beberapa hari ke depan menjelang pertemuan di Alaska.

Editorial Team