Ukraina Sebut Rusia Gunakan Senjata Kimia dalam Perang

- Rusia disebut gunakan senjata kimia terlarang.
- Ada bukti penggunaan granat K-51, RGR, dan RG-VO di front timur Ukraina.
- Metode yang digunakan Rusia adalah menggunakan drone untuk menjatuhkan munisi kimia ke posisi tentara Ukraina.
Jakarta, IDN Times - Badan Keamanan Ukraina (SBU) berhasil menemukan 10 ribu serangan Rusia yang menggunakan senjata kimia sejak 2022. Penggunaan senjata kimia bertujuan memaksa tentara Ukraina keluar dari tempat persembunyian.
“Mayoritas insiden penggunaan senjata kimia ini terekam di front timur serta dilakukan ketika musuh menyerang Distrik Nikopol di Dnipropetrovsk,” terangnya, dilansir dari RBC Ukraina, pada Kamis (31/7/2025).
Pada awal Juli, Ukraina sudah meminta Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPWC) untuk menyelidiki terkait penggunaan senjata kimia yang dilakukan Rusia.
1. Rusia gunakan beberapa senjata kimia terlarang
SBU mengatakan, Rusia sudah berulang kali menggunakan senjata kimia terlarang, seperti granat K-51, RGR, dan RG-VO. Granat tersebut diisi dengan CS (chlorobenzylidene malonitrile) dan CN (chloroacetophenone) yang dapat membuat iritasi kulit, mata, dan pernapasan.
Metode paling umum dilakukan Rusia dengan menggunakan drone untuk menjatuhkan munisi kimia ke posisi tentara Ukraina di garis depan. Dengan itu, pasukan Rusia lebih mudah untuk melancarkan serangan, dikutip dari TVP World.
Berdasarkan temuan ini, SBU akan menyerahkan bukti tersebut kepada Kejaksaan Internasional di Den Haag. Sedangkan bukti fisik akan diserahkan kepada OPWC untuk analisis di laboratorium.
2. Rusia disebut melanggar hukum internasional
Penggunaan senjata kimia termasuk pelanggaran hukum internasional. Sesuai Konvensi Senjata Kimia pada 1993, proses pengembangan, penyimpanan, dan produksi senjata kimia dilarang.
Sementara itu, Rusia dan Ukraina ikut menandatangani dari Konvensi Senjata Kimia yang resmi diterapkan pada 1997. Keduanya juga sudah tergabung dalam OPWC yang berfungsi menegakkan perjanjian ini.
Menanggapi penggunaan senjata kimia, Ukraina sudah membuka investigasi tersendiri di dalam negeri. Investigasi ini sesuai dengan aturan kejahatan perang yang tertuang dalam Pasal 438 Kode Kriminal Ukraina.
3. Rusia luncurkan 300 drone dan 8 misil dalam sehari
Pada hari yang sama, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia sudah meluncurkan lebih dari 300 drone dan 8 misil ke Ukraina dalam semalam. Serangan ini mengakibatkan kerusakan, termasuk di area permukiman di Sviatoshynskyi dan Solomianskyi.
“Terdapat kerusakan besar di area permukiman warga. Di salah satu area permukiman, sebuah bangunan apartemen hancur. Hingga saat ini, sudah ada enam orang yang tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia 6 tahun,” ungkapnya, dilansir dari Ukrinform.
Tak hanya di ibu kota Kiev, serangan ini juga berdampak di beberapa kota lain, seperti Dnipro, Poltava, Sumy, dan Mykolaiv.