Presiden Rusia, Vladimir Putin (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump (kanan). (Kremlin.ru, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Sementara itu, reaksi Zelenskyy terhadap pertemuan puncak Trump–Putin bersifat meremehkan. Ia memperingatkan, negosiasi apa pun untuk mengakhiri konflik terbesar Eropa sejak Perang Dunia II harus melibatkan Kyiv.
“Keputusan apa pun yang tidak melibatkan Ukraina sekaligus merupakan keputusan yang menentang perdamaian. Keputusan itu tidak akan menghasilkan apa pun. Ini adalah keputusan yang sia-sia. Keputusan itu tidak akan pernah berhasil,” kata Zelenskyy.
Putin diperkirakan akan memanfaatkan pertemuan puncak tersebut untuk menyampaikan tuntutan Rusia akan kesepakatan gencatan senjata. Sementara saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Jumat lalu, Trump mengakui, kesepakatan damai apa pun mungkin melibatkan pertukaran wilayah.
“Pertemuan yang sangat dinantikan antara saya, sebagai Presiden Amerika Serikat, dan Presiden Vladimir Putin dari Rusia, akan berlangsung Jumat depan, 15 Agustus 2025 di Negara Bagian Alaska,” tulis Trump di Truth Social.
Meski menghadapi surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional, pertemuan yang dijadwalkan pada 15 Agustus akan menandai pertama kalinya dalam satu dekade Putin menginjakkan kaki di tanah AS.