bendera Venezuela (unsplash.com/aboodi vesakaran)
Menurut Politico, pelabelan fentanil sebagai WMD juga dikhawatirkan akan dimanfaatkan sebagai dalih untuk melancarkan serangan militer ke negara lain. Trump sebelumnya telah berulang kali mengancam akan melakukan serangan darat di Meksiko atau Venezuela untuk menumpas kartel narkoba.
Pemerintahan Trump menuduh kartel yang beroperasi di Venezuela menyelundupkan fentanil ke AS, sebuah klaim yang digunakan untuk membenarkan operasi militer mematikan di Laut Karibia. Namun, Venezuela selama ini lebih dikenal sebagai jalur perdagangan kokain, bukan fentanil.
John Walsh, direktur kebijakan narkoba di Washington Office on Latin America (WOLA), membantah klaim adanya aliran fentanil dari wilayah tersebut. Menurut The Guardian, sumber utama fentanil adalah Meksiko dan bahan bakunya berasal dari China, bukan Amerika Selatan.
"Agar benar-benar jelas, tidak ada fentanil yang datang dari Venezuela atau tempat lain di Amerika Selatan," tegas Walsh dalam sebuah pengarahan ahli, dilansir Al Jazeera.
Langkah Trump ini dinilai mirip dengan invasi Irak tahun 2003, di mana klaim kepemilikan WMD digunakan sebagai alasan utama penggulingan Saddam Hussein. Kini, deklarasi fentanil sebagai WMD dikhawatirkan akan memuluskan jalan bagi intervensi militer AS yang lebih agresif di kawasan Amerika Latin.