Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden AS, Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden AS, Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Pertemuan Trump-Zelenskyy di Florida menjadi sinyal diplomasi intensif untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.

  • Fokus jaminan keamanan dan rencana perdamaian Ukraina yang didukung AS, serta sikap Trump dalam dinamika negosiasi.

  • Situasi lapangan masih memanas dengan serangan drone Rusia terhadap kapal asing di Ukraina dan serangan Ukraina terhadap kilang minyak Rusia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dijadwalkan menggelar pertemuan bilateral di Florida pada Minggu (28/12/2025). Pertemuan tersebut dinilai sebagai sinyal terbaru dari upaya diplomasi intensif yang didukung AS untuk mengakhiri perang Rusia–Ukraina yang telah berlangsung hampir empat tahun.

Rencana pertemuan ini pertama kali diumumkan oleh Zelenskyy melalui platform X pada Jumat (26/12/2025). Dalam unggahannya, dia menyebut pertemuan dengan Trump akan berlangsung dalam waktu dekat, tanpa menyebutkan detail lokasi dan waktu.

Beberapa jam kemudian, Zelenskyy mengonfirmasi kepada jurnalis Ukraina melalui percakapan WhatsApp terkait pertemuan tersebut, yang dijadwalkan berlangsung besok. Informasi tersebut kemudian diperkuat oleh konfirmasi resmi dari Gedung Putih.

Gedung Putih memasukkan agenda pertemuan Trump dan Zelenskyy dalam jadwal publik presiden pada Minggu pukul 15.00 waktu setempat. Pertemuan itu akan berlangsung di Florida dan statusnya tingkat tinggi pertama untuk kedua pemimpin sejak intensifikasi pembicaraan damai yang dimediasi Washington.

1. Fokus jaminan keamanan dan rencana damai

Pertemuan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (kiri) dengan Presiden AS Donald Trump (kanan) di Gedung Putih, Washington, AS. (x.com/@ZelenskyyUA)

Dalam komunikasi dengan wartawan Ukraina, Zelenskyy mengaku belum dapat memastikan apakah isu wilayah akan dibahas dalam pertemuan dengan Trump. Namun, dia menegaskan jaminan keamanan bagi Ukraina dan rencana perdamaian yang didukung AS akan menjadi topik utama. Dia menyebut rencana perdamaian tersebut telah dirumuskan secara signifikan oleh tim negosiator. Menurutnya, tantangan utama saat ini adalah menyempurnakan seluruh aspek rencana yang baru menyentuh 90 persen..

"Rencana 20 poin yang telah kami kerjakan saat ini sudah siap 90 persen. Tugas kami adalah memastikan semuanya menjadi 100 persen siap. Ini tidak mudah, dan tak ada yang mengatakan 100 persen itu akan terjadi segera," kata Zelenskyy dilansir NBC News, Sabtu (27/12/2025).

Zelenskyy menyatakan, setiap pertemuan diplomatik tetap memiliki arti penting dalam mendekatkan solusi. Tapi, informasi yang didapat dari pejabat Ukraina, agenda ekonomi dan rekonstruksi pasca perang juga akan dibahas sebagai upaya jangka panjang pemulihan Ukraina.

"Namun, dengan setiap pertemuan dan setiap percakapan seperti ini, kami harus mendekatkan hasil yang diinginkan," kata dia.

2. Sikap Trump dan dinamika negosiasi

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (kiri), dan Presiden AS, Donald Trump, saat bertemu di Gedung Putih pada Februari. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Trump menyampaikan pandangannya terkait pertemuan tersebut dalam wawancara dengan Politico. Dia menegaskan, keputusan akhir tetap berada di tangannya.

"Dia tidak punya apa-apa sampai saya menyetujuinya. Jadi kita lihat saja apa yang dia miliki," ujar Trump.

Trump pada November 2025 sempat menyatakan hanya akan bertemu dengan Zelenskyy atau Presiden Rusia Vladimir Putin jika kesepakatan damai telah tercapai atau berada pada tahap akhir. Pernyataan tersebut mempertegas pendekatan pragmatis Trump dalam proses diplomasi.

Meski mendorong dialog tingkat tinggi, upaya Trump menghadapi hambatan besar akibat perbedaan posisi antara Kiev dan Moskow. Rusia hingga kini tetap mempertahankan tuntutan maksimalis yang mencakup pembatasan integrasi Ukraina dengan Barat serta pembatasan kemampuan militernya.

Putin, yang melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, belum menunjukkan tanda-tanda mundur dari tuntutan tersebut. Sementara itu, Ukraina berupaya mempertahankan kedaulatan dan integritas wilayahnya melalui jalur diplomasi dan militer. Pertemuan Trump dan Zelenskyy di Florida dipandang sebagai momen krusial untuk menguji apakah celah kompromi benar-benar mulai terbuka dalam konflik yang telah mengguncang stabilitas Eropa dan tatanan global.

3. Situasi lapangan masih memanas

ilustrasi perang Rusia-Ukraina (commons.wikimedia.org/Ministry of Defense of Ukraine)

Saat diplomasi mulai intens, eskalasi di medan perang belum menurun. Wakil Perdana Menteri Ukraina, Oleksiy Kuleba, menyatakan serangan drone Rusia merusak tiga kapal berbendera asing di pelabuhan wilayah Odesa dan Mykolaiv, termasuk yang berbendera Slovakia, negara anggota NATO.

"Terdapat gangguan sebagian terhadap pasokan listrik," kata Kuleba dalam pernyataan di Telegram.

Serangan tersebut menambah tekanan terhadap infrastruktur sipil Ukraina menjelang musim dingin. Selain itu, Ukraina melaporkan telah menyerang kilang minyak utama Rusia di wilayah Rostov menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris. Staf Umum Militer Ukraina menyebut serangan tersebut berhasil mengenai target.

"Beberapa ledakan tercatat. Target berhasil dihantam," tulis pernyataan resmi mereka.

Gubernur wilayah Rostov, Yuri Slyusar, mengonfirmasi seorang petugas pemadam kebakaran terluka saat menjinakkan api di lokasi kilang. Serangan tersebut merupakan bagian dari strategi Ukraina untuk mengurangi pendapatan ekspor minyak Rusia yang digunakan membiayai perang.

Di sisi lain, Rusia terus berupaya melumpuhkan jaringan listrik Ukraina. Pejabat Kiev menilai langkah tersebut sebagai upaya untuk "mempersenjatai musim dingin" dengan membatasi akses warga sipil terhadap pemanas, listrik, dan air bersih.

Editorial Team