Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Bersedia Tarik Tentara dari Donbas, tapi Ada Syaratnya

Bendera Ukraina. (unsplash.com/marta_mars)
Bendera Ukraina. (unsplash.com/marta_mars)
Intinya sih...
  • Pembentukan zona demiliterisasi lewat referendum
  • Zelenskyy sebut perdamaian sudah semakin dekat
  • Ukraina kecam serangan Rusia saat malam Natal
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengaku bersedia menarik tentara dari Donbas. Namun, penarikan itu hanya dilakukan jika wilayah Donbass dijadikan zona demiliterisasi dan zona ekonomi bebas yang tidak dikuasai oleh Ukraina maupun Rusia

“Ukraina menentang penarikan tentara yang menjadi salah satu keinginan terbesar Rusia. Namun, terdapat dua opsi yakni melanjutkan perang atau menentukan terkait pembentukan zona ekonomi potensial,” terangnya, dikutip dari Politico, Jumat (26/12/2025). 

Sebelumnya, Zelenskyy menyampaikan kesediaannya melepas ambisi untuk bergabung dengan NATO. Namun, ia mendesak negara-negara Barat untuk memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina. 

1. Sebut pembentukan zona demiliterisasi diputuskan lewat referendum

Zelenskyy mengatakan bahwa Enerhodar yang saat ini diduduki oleh Rusia akan menjadi kandidat zona demiliterisasi. Namun, ia mendesak agar pembentukan zona demiliterisasi ini dilakukan secara resmi melalui referendum. 

Selain itu, Ukraina dan Rusia didorong untuk memperkenalkan kurikulum pendidikan yang mempromosikan toleransi dari perbedaan budaya. Kiev mengatakan akan menerapkan regulasi Uni Eropa (UE) untuk melindungi kelompok minoritas agama dan bahasa. 

“Meskipun beberapa aturan itu sepertinya berlawanan dengan upaya De-Rusifikasi untuk mendorong nasionalisme dan identitas kenegaraan. Aturan ini penting sebagai bagian dari upaya bergabung dengan UE dan kami menantang Rusia juga ikut menerapkannya,” ujarnya.

2. Zelenskyy sebut perdamaian sudah semakin dekat

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine from Україна, CC0, via Wikimedia Commons)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine from Україна, CC0, via Wikimedia Commons)

Pada hari yang sama, Zelenskyy sudah berbicara dengan Perwakilan Khusus AS, Steve Witkoff dan menantu Presiden AS, Donald Trump, Jared Kushner. Mereka berbicara terkait dengan langkah mengakhiri perang dan mewujudkan perdamaian yang makin dekat. 

“Ini adalah perbincangan yang sangat baik dan banyak detail, ide bagus yang didiskusikan bersama. Terdapat beberapa ide baru yang akan membuat perdamaian semakin dekat mengenai format, pertemuan, dan jadwal,” paparnya, dikutip dari TVP World.

Pekan ini, Zelenskyy sudah mengumumkan 20 poin penting dalam rencana perjanjian perdamaian. Menurutnya, poin tersebut adalah kerangka utama dalam mengakhiri perang di Ukraina. 

3. Ukraina kecam serangan Rusia saat malam Natal

Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha menyebut agar dunia ikut membantu Ukraina meningkatkan kapabilitas pertahanan udaranya. Sebab, Rusia terus melanjutkan pemboman di kota-kota Ukraina saat malam Natal. 

Dilansir Ukrinform, Sybiha mengatakan bahwa Rusia tidak menghentikan tindakan brutalnya dalam menyerang warga sipil Ukraina pada malam Natal. Alhasil, 1 warga tewas dan 2 lainnya terluka imbas serangan di Odessa, serta ada 2 orang tewas di Kharkiv dan Chernihiv. 

Sebelumnya, Odessa sudah menetapkan keadaan darurat imbas putusnya aliran listrik massal akibat serangan Rusia. Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia sudah melancarkan serangan di Odessa yang diduga untuk memutus akses Ukraina ke Laut Hitam. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

Potensi Kenaikan Sampah Nataru, Menteri LH Soroti Sistem Pengelolaan

27 Des 2025, 12:53 WIBNews