Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Myanmar (pixabay.com/adamlapunik)

Jakarta, IDN Times - Myanmar mengonfirmasi menteri luar negeri mereka akan menghadiri pembicaraan informal yang kontroversial di Thailand. Pertemuan pada Minggu (18/6/2023) itu, membahas tentang krisis politik negara yang dilanda kudeta itu.

Pertemuan tersebut tak lepas dari sikap Singapura yang memperingatkan bahwa kondisinya belum tepat bagi ASEAN untuk melibatkan kembali junta militer pada pertemuan tingkat tinggi. Pertemuan yg diinisiasi Thailand ini pun menuai sejumlah kritik. Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Vietnam memastikan tidak hadir.

Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer Februari 2021 yang menggulingkan pimpinan sipil yang terpilih secara demokratis Aung San Suu Kyi dari jabatannya.

1. Myanmar tidak bisa diundang dalam pertemuan resmi tertinggi ASEAN

Pada Sabtu (17/6/2023) malam, tim komunikasi junta Myanmar mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri Myanmar Than Shwe diundang ke pertemuan di Thailand dan akan menghadirinya.

Dilansir The Straits Times, sejauh ini, ASEAN telah memimpin upaya diplomatik yang dinilai sia-sia untuk mengekang pertumpahan darah di tengah bentrokan sengit antara militer dan pejuang antikudeta.

ASEAN telah melarang junta Myanmar dari pertemuan tertinggi karena kegagalannya menerapkan rencana perdamaian lima poin yang disepakati dua tahun lalu.

Lebih dari 3.600 warga sipil tewas dalam penumpasan militer sejak kudeta, menurut kelompok pemantau lokal. Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari satu juta orang telah mengungsi akibat kekerasan yang dilakukan oleh junta Myanmar. 

2. Rapat informal yang diinisiasi Thailand banyak mendapatkan kritikan

Editorial Team

Tonton lebih seru di