Katy Minshall, Kepala kebijakan publik Twitter untuk Inggris Raya. (Twitter.com/Hannah Brennan)
Wabah virus corona yang dicurigai berasal dari Wuhan, Tiongkok dan menjadi pandemi global, telah menyebabkan berbagai persoalan. Salah satunya adalah berbagai informasi menyesatkan dan tersebar lewat media sosial. Upaya untuk meredam gejolak sebaran informasi terus dilakukan oleh perusahaan-perusahaan media sosial.
Twitter mulai mempromosikan kebijakan aturannya yang baru dan lebih luas untuk memberikan informasi yang kredibel terkait virus dan vaksin COVID-19. Melansir dari kantor berita Reuters, panduan informasi COVID-19 yang telah dibuat oleh Twitter sejauh ini, perusahaan telah mengklaim menghapus 8.400 tweet dan memperingatkan jutaan akun.
Kepala kebijakan publik Twitter untuk Inggris Raya, Katy Minshall, mengatakan "Kami akan terus bekerja sama dengan otoritas kesehatan di seluruh dunia-termasuk NHS (layanan kesehatan Inggris)-untuk memastikan akses visibilitas tinggi ke informasi kesehatan publik yang terpercaya dan akurat pada layanan kami," ujarnya menjelaskan.
Minshall juga menjelaskan bahwa mulai 1 Maret, perusahaan akan mulai menyematkan label untuk konten yang dianggap menyesatkan informasi. Dia juga mengatakan dapat menghapus informasi menyesatkan COVID-19 yang dianggap paling berbahaya dari layanan tersebut.