Jakarta, IDN Times – Uni Emirat Arab (UEA) membantah tuduhan bahwa mereka memasok senjata buatan China ke kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) di Sudan. Penolakan ini muncul sehari setelah Amnesty International merilis laporan yang menyebut keterlibatan UEA dalam distribusi senjata ke RSF.
Amnesty mengklaim telah memverifikasi rekaman yang menunjukkan RSF menggunakan bom berpemandu GB50A dan howitzer AH-4 dalam serangan di Khartoum dan Darfur. Laporan itu menyebut UEA sebagai satu-satunya pembeli howitzer tersebut dari China, mengutip data dari Stockholm International Peace Research Institute.
Salem Aljaberi, asisten menteri urusan keamanan dan militer UEA, menyampaikan penolakan resmi lewat media sosial.
“UEA dengan tegas menolak anggapan bahwa kami memasok persenjataan kepada pihak mana pun dalam konflik Sudan. Klaim ini tidak berdasar dan tidak memiliki bukti yang dapat dipertanggungjawabkan,” kata Aljaberi pada Jumat (9/5/2025), dikutip dari Gulf News.