Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Uni Emirat Arab (unsplash.com/Saj Shafique)
bendera Uni Emirat Arab (unsplash.com/Saj Shafique)

Intinya sih...

  • KTT Darurat Arab-Islam dijadwalkan berlangsung di Doha untuk membahas respons regional terhadap serangan itu.

  • Presiden AS, Donald Trump, tidak setuju dengan keputusan Israel untuk mengambil tindakan militer tersebut.

  • UEA kerap mengkritik Israel atas perangnya di Gaza

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan pihaknya telah memanggil wakil duta besar Israel pada Jumat (12/9/2025) terkait serangan mematikan Israel terhadap para pemimpin Hamas di negara tetangganya, Qatar.

“Reem binti Ebrahim Al Hashimy, Menteri Negara Kerjasama Internasional, memanggil Wakil Kepala Misi Israel di Uni Emirat Arab, David Ohad Horsandi,” kata Kementerian Luar Negeri UEA dalam pernyataan, dikutip dari The New Arab.

Dalam pertemuan itu, Hasmimy disebut mengecam keras serangan Israel yang terang-terangan dan pengecut terhadap Negara Qatar, serta pernyataan bernada permusuhan yang disampaikan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

“Setiap agresi terhadap negara anggota GCC merupakan serangan terhadap kerangka keamanan kolektif Teluk,” tambahnya, merujuk pada blok regional Dewan Kerja Sama Teluk.

1. Situasi memanas usai serangan di Doha

Teguran tersebut muncul di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik akibat serangan Israel di ibu kota Qatar, Doha. KTT Darurat Arab-Islam dijadwalkan berlangsung di Doha pada Minggu dan Senin (14-15/1/2025) untuk membahas respons regional terhadap serangan itu.

Pada Selasa (9/9/2025), Israel mengumumkan bahwa mereka telah menargetkan para pemimpin Hamas di Doha. Enam orang dilaporkan tewas dalam serangan itu, terdiri dari lima anggota Hamas dan seorang personel pasukan keamanan Qatar. Kelompok Palestina tersebut mengatakan bahwa para pejabat senior berhasil selamat.

Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden AS, Donald Trump, tidak setuju dengan keputusan Israel untuk mengambil tindakan militer tersebut. Ia mengaku tidak diberi tahu sebelumnya, dan begitu menerima informasi, ia langsung memerintahkan utusannya, Steve Witkoff, untuk memperingatkan Qatar, tetapi serangan sudah terlanjur dimulai.

2. UEA kerap mengkritik Israel atas perangnya di Gaza

UEA, yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020, telah meningkatkan kritiknya terhadap Israel sejak di mulainya perang di Gaza pada Oktober 2023. Abu Dhabi juga telah memperingatkan bahwa aneksasi Israel atas Tepi Barat akan menjadi “garis merah” yang berisiko mengancam integrasi kawasan.

Dilansir dari The Times of Israel, serangan di Doha sangat sensitif karena Qatar selama ini berperan sebagai tuan rumah sekaligus mediator dalam perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera.

UEA juga disebut sedang mempertimbangkan permintaan Qatar untuk menutup kedutaannya di Tel Aviv sebagai respons atas serangan di Doha. Menurut laporan media yang belum terkonfirmasi, duta besar Israel untuk UEA saat ini, Yossi Shelley, juga telah ditarik pulang karena menunjukkan perilaku tidak pantas di sebuah bar lokal beberapa bulan lalu serta berulang kali melanggar protokol keamanan. Kementerian Luar Negeri Israel belum mengonfirmasi laporan tersebut.

3. UEA larang Israel ikut pameran pertahanan di Dubai

Pekan ini, UEA juga dilaporkan melarang perusahaan pertahanan Israel untuk berpartisipasi dalam pameran pertahanan di Dubai yang dijadwalkan berlangsung pada November mendatang. Sejak 2021, Dubai Airshow rutin menghadirkan perusahaan-perusahaan Israel sebagai peserta.

Larangan tersebut disampaikan kepada para eksekutif perusahaan dan Kementerian Pertahanan Israel dengan dalih masalah keamanan. Namun, pejabat senior Israel yakin langkah itu merupakan respons langsung terhadap serangan sebelumnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team