Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tentara Ukraine bersiap di posisi di pangkalan udara militer Vasylkiv di Kyiv, Ukraina, Sabtu (26/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Maksim Levin.

Jakarta, IDN Times – Intelijen Ukraina pada Selasa (8/3/2022), mengklaim berhasil membunuh seorang jenderal senior Rusia di dekat Kota Kharkiv, dikutip dari Euronews.

Informasi ini belum terkonfirmasi kebenarannya. Namun, jika kabar tersebut benar, dia akan menjadi jenderal senior kedua yang terkonfirmasi tewas sejak agresi dilancarkan pada 24 Februari 2022.

1. Baru satu perwira tinggi Rusia yang terkonfirmasi tewas

Seorang anggota layanan Rusia terlihat di kendaraan tempur infanteri BMP-3 selama latihan yang diadakan oleh angkatan bersenjata Distrik Militer Selatan di jajaran Kadamovsky di wilayah Rostov, Rusia Kamis (3/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Sergey Pivovarov/WSJ.

Adapun perwira tinggi yang pertama kali dikabarkan tewas adalah Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov, wakil komandan pertama tentara ke-41 Rusia. Berdasarkan laporan Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina, dia tewas pada Senin (7/3/2022).

Tetapi, Kementerian Pertahanan Rusia tidak memberikan tanggapan atas klaim tersebut, sehingga laporan itu belum terkonfirmasi.

Pada akhir Februari, Jenderal Andrei Sukhovetsky, yang juga wakil komandan tentara ke-41, telah dipastikan tewas dalam serangan.

2. Rusia dan Ukraina saling mengklaim soal jumlah korban

Kendaraan lapis baja dengan huruf 'Z' berjalan melewati monumen tank jaman Soviet, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di wilayah timur Ukraina, kota Armyansk, Krimea, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer.

Memasuki perang hari ke-13, Rusia menginformasikan bahwa 500 pasukannya telah gugur.

Di sisi lain, Ukraina mengklaim mereka telah membunuh lebih dari 11 ribu tentara Rusia.

Laporan soal warga sipil yang meninggal dunia juga berbeda-beda. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut jumlah warga sipil yang tewas sekitar 406 orang.

Sementara, Ukraina menyebut jumlah warga sipil yang meninggal mencapai 2.000 orang.

3. Negara-negara Barat berencana menerapkan larangan impor minyak dan gas dari Rusia

Ilustrasi kilang minyak (IDN Times/Arief Rahmat)

Negara-negara Barat, yang diprakarsai Amerika Serikat (AS), mulai mempertimbangkan untuk melarang impor minyak dan gas dari Rusia. Sanksi ini dianggap mampu menekan Rusia, yang akan berdampak terhadap pembiayaan perang.

Namun, Jerman menolak seruan itu, seraya menyatakan bahwa ketergantungan Eropa terhadap pasokan energi Rusia sangat tinggi. Negara-negara Eropa tidak akan mampu mencari alternatif baru dalam semalam.

Kemudian, Rusia juga memperingatkan bahwa kebijakan embargo minyak hanya akan memperkeruh suasana, imbas harga minyak dan gas yang akan meroket. Tentunya kenaikan harga minyak berdampak terhadap harga kebutuhan sehari-hari.

Editorial Team