Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Ukraina. (pexels.com/andrii-smuryhin)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina, Andrii Sybiha, mengungkapkan bahwa gencatan senjata yang dicetuskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai lelucon. Ia mengaku sudah memprediksi akan ada serangan di tengah gencatan senjata. 

"Kami tidak akan membiarkan Putin membodohi semua orang ketika dia tidak menepati janjinya. Kami akan mengungkapkan detail pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Rusia kepada Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan negara lainnya," tutur Sybiha pada Jumat (9/5/2025), dikutip dari TVP World.

Menurut keterangan dari militer Ukraina, terdapat 734 pelanggaran gencatan senjata dan 63 operasi serangan pada tengah malam dan siang hari. Sedangkan 23 operasi masih berlangsung di tengah gencatan senjata. 

1. Tentara Rusia masih lancarkan serangan di tengah gencatan senjata

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Komandan Unit Drone di Badan Penjaga Perbatasan Ukraina, Kir mengaku tidak percaya dengan ucapan Rusia. Ia menyebut Rusia masih melancarkan serangan ke posisi Ukraina. 

"Jawaban saya sangat sederhana. Kami tidak akan mempercayainya (Putin). Pada malam hati seseorang melaporkan aktivitas Rusia dan tembakan artileri di dekat Pokrovsk. Serangan memang lebih sedikit, tapi diperbanyak dengan aktivitas drone pengintai Rusia," terangnya, dilansir CNN.

Ia menambahkan, intensi Putin sama seperti pada Hari Paskah yang memutuskan gencatan senjata. Rusia disebut mengambil kesempatan untuk menyuplai kembali posisinya dan memindahkan pasukan, sehingga berujung pada kekalahan Ukraina di beberapa area. 

2. Rusia sebut gencatan senjata ini sebagai uji coba

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di