Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Presiden China Hadiri Parade Hari Kemenangan Rusia 

Sekretaris Jenderal Partai Komunis China, Xi Jinping (Press Service of the President of the Russian Federation / Roman Kubanskiy, This file comes from the website of the President of the Russian Federation and is licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 License, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Presiden China, Xi Jinping, kunjungi Rusia saat serangan drone Ukraina di Moskow.
  • Xi akan hadiri Parade Hari Kemenangan dan menandai hubungan erat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
  • Tentara Pembebasan Rakyat China kirim 102 prajurit ke parade, dihadiri oleh 29 pemimpin dunia.

Jakarta, IDN Times – Presiden China Xi Jinping memulai kunjungan empat hari ke Rusia saat Moskow dihantam serangan drone Ukraina selama tiga malam berturut-turut. Kedatangan Xi bertepatan dengan penutupan sementara sebagian besar bandara ibu kota, yang menyebabkan pembatalan atau penundaan sedikitnya 350 penerbangan. Pemerintah kota menyatakan sistem pertahanan udara Rusia berhasil menjatuhkan 14 drone tanpa menyebabkan kerusakan.

Xi dijadwalkan mengikuti Parade Hari Kemenangan pada 9 Mei 2025 untuk memperingati 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II versi Rusia. Ini merupakan kunjungan ke-11 Xi ke Rusia sejak menjadi presiden dan menandai eratnya relasi antara dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut lawatan ini sebagai “salah satu peristiwa sentral dalam hubungan Rusia–China tahun ini.”

“Kedua pihak harus bersama-sama menolak segala upaya mengganggu dan merusak persahabatan serta saling percaya antara China dan Rusia,” tulis Xi dalam artikel untuk media Rusia, Rossiyskaya Gazeta, dilansir dari BBC, Rabu (7/5/2025).

1. Parade militer Rusia diikuti prajurit China dan pemimpin dunia

Tentara Pembebasan Rakyat China mengirim 102 prajurit sebagai kontingen asing terbesar dari 13 negara peserta Parade Kemenangan. Ini pertama kalinya mereka juga ikut perayaan paralel di Minsk, Belarus, sejak 2015. Partisipasi ini menambah sorotan atas relasi militer China-Rusia di tengah konflik Ukraina.

Sebanyak 29 pemimpin dunia turut hadir di Lapangan Merah, termasuk Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, Presiden Vietnam To Lam, Presiden Venezuela Nicolás Maduro, dan Presiden Serbia Aleksandar Vucic. Uni Eropa telah memperingatkan Vucic bahwa kehadirannya bisa merugikan negosiasi keanggotaan Serbia.

Dilansir dari The Guardian, Kremlin menyebut hubungan dengan China sebagai “contoh nyata” kerja sama dan menyatakan bahwa hubungan keduanya kini berada di “titik tertinggi.” Xi dan Putin dijadwalkan meneken sejumlah perjanjian kerja sama, termasuk pembahasan pipa gas Power of Siberia 2 yang bisa mengalirkan 50 miliar meter kubik gas per tahun ke China.

2. Ukraina kecam parade dan tuding China tutup mata terhadap tentara bayaran

ilustrasi tentara (pexels.com/Art Guzman)

Kementerian luar negeri Ukraina menyebut keikutsertaan tentara asing di parade Moskow sebagai hal yang “tidak dapat diterima.” Kyiv menuding Rusia menggunakan acara ini untuk “mencuci dosa perang” di tengah invasi yang masih berlangsung.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan bahwa pemerintahnya tidak bisa menjamin keselamatan siapa pun yang bepergian ke Moskow untuk parade. Ia juga mengecam dugaan keterlibatan warga China sebagai tentara bayaran yang bertempur di wilayah Donetsk.

China menyangkal keterlibatan langsung dalam perang, tetapi dua tentara bayaran asal negaranya ditemukan di Ukraina bulan lalu. Video perekrutan militer dapat dengan mudah ditemukan di media sosial China, yang selama ini dikenal sangat dikendalikan negara.

3. Gempuran udara berlanjut jelang rencana gencatan senjata Rusia

Serangan udara besar terjadi semalam jelang dimulainya gencatan senjata sepihak Rusia yang direncanakan berlangsung selama tiga hari mulai 8 Mei 2025. Kyiv menolak rencana itu sebagai “pertunjukan teatrikal” dan menegaskan kembali permintaan gencatan senjata tanpa syarat selama 30 hari.

Zelenskyy menyatakan Rusia harus bertanggung jawab atas aksinya dan menyerukan sanksi yang lebih berat. Ia mengatakan Rusia meluncurkan empat rudal balistik dan 142 drone ke Ukraina dalam satu malam, dengan layanan darurat dikerahkan diberbagai wilayah, termasuk Zaporizhzhia, Kherson, dan Dnipro.

“Saat ini kami membutuhkan tekanan yang jauh lebih besar terhadap Rusia. Negara itu harus bertanggung jawab atas tindakannya,” tulis Zelenskyy.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bagus Samudro
EditorBagus Samudro
Follow Us