Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) mengadakan pembicaraan dengan Ketua Dewan Negara Korea Utara, Kim Jong Un (kiri), di Vladivostok, tepatnya di Pulau Russky pada 25 April 2019. (The Presidential Press and Information Office, CC BY 4.0, via Wikimedia Commons)
Lebih dari 10 ribu tentara Korut telah dikirim untuk mendukung pasukan Rusia sejak Pyongyang dan Moskow mempererat kerja sama militer mereka. Meskipun Rusia dan Korut tidak secara resmi mengakui keberadaan pasukan tersebut, Ukraina dan Korea Selatan terus mengungkap bukti-bukti yang menunjukkan keterlibatan mereka.
Yang Uk, seorang peneliti di Asian Institute for Policy Studies, menjelaskan bahwa bagi pasukan Ukraina, menangkap tentara Korut lebih menguntungkan daripada membunuh mereka.
“Mereka bisa menjadi alat tukar untuk membebaskan tawanan perang Ukraina,” ujarnya kepada BBC.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuduh Rusia mencoba menyembunyikan identitas tentara Korut yang tewas dengan membakar jasad mereka. Hingga kini, sekitar 3 ribu tentara Korut dilaporkan tewas atau terluka selama pertempuran di wilayah Kursk, dilansir dari BBC.