Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Deklarasi Darurat Nasional imbas Tumpahan Minyak

Bendera Rusia (unsplash.com/borbus)

Jakarta, IDN Times - Rusia, pada Kamis (26/12/2024), mendeklarasikan darurat nasional imbas tumpahan minyak di pesisir Laut Hitam. Tumpahan minyak terjadi usai kecelakaan dua kapal tanker pengangkut minyak Rusia di Selat Kerch. 

Sehari sebelumnya, pemerintah Krasnodar sudah menetapkan keadaan darurat di wilayahnya. Warga sekitar mengkritisi pemerintah lokal yang kurang tanggap dan tidak memperbanyak jumlah personel untuk membersihkan tumpahan minyak. 

1. Tumpahan minyak terus tersapu ke daratan di Krasnodar

Menteri Situasi Darurat Rusia, Alexander Kurenkov, mengatakan bahwa keputusan ini bertujuan meningkatkan pendanaan tambahan untuk membersihkan tumpahan minyak di pesisir Laut Hitam di Krasnodar. 

Sebelumnya, Kepala Investigator Rusia Alexander Bastrykin membuka investigasi kriminal kepada terduga pelaku dan memerintahkan aparat penegak hukum untuk segera bertindak. Gubernur Krasnodar Veniamin Kondratyev mengatakan minyak terus terseret ke daratan. 

"Sayangnya, tumpahan minyak di pesisir teritori Anapa dan Temryuk masih terus berlanjut dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti," tuturnya, dikutip The Moscow Times.

Ia menambahkan, penilaian awal menunjukkan bahwa sisa minyak akan berada di punggung laut dan lebih mudah diambil. Namun, ia menyebut temperatur tinggi akan membuat tumpahan minyak naik ke permukaan dan mendarat di pesisir.

2. Sebanyak 20 ribu ton tanah di Krasnodar terkontaminasi minyak

Ilmuwan dari Water Problems Institute di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia Viktor Danilov-Danilyan mengatakan, setidaknya terdapat 200 ribu ton tanah yang terkontaminasi oleh minyak di pesisir Laut Hitam menyusul insiden di Selat Kerch. 

"Ini akan terus bertambah. Tidak dapat diragukan lagi karena tumpahan minyak tetap berada di lautan dan jumlahnya sangat besar. Tumpahan minyak itu akan terus tersapu ke area pesisir. Dibutuhkan waktu panjang untuk membersihkannya. Kami harus bersiap untuk ini," terangnya. 

Mantan Menteri Lingkungan Rusia itu juga mengkritisi kurangnya perlengkapan dalam membersihkan tumpahan minyak. Ia menyebut sukarelawan yang diterjunkan tidak dilatih dan tidak memiliki keahlian untuk membersihkan tumpahan minyak. 

"Tidak ada buldozer, tidak ada truk. Secara teknis tidak ada sama sekali alat berat. Sukarelawan hanya menggunakan cangkul dan tas plastik yang mudah robek. Sedangkan, tas plastik harus menunggu diambil dan bisa saja tersapu kembali ke lautan," tambahnya. 

3. Ukraina klaim sekses menyerang kapal Rusia di Krimea

Pada hari yang sama, Ukraina mengklaim berhasil menyasar kapal Rusia Fedor Uryupin yang berlabuh di dekat Desa Chronomorske di Krimea. Kapal tersebut dilaporkan tidak tenggelam dan hanya mengalami kerusakan. 

"Drone Ukraina berhasil mengenai kapal Rusia di Krimea. UAV sudah mengenai kapal Fedor Uryupin yang berada di atas laut. Kapal tersebut tidak tengelam, tapi mengalami kerusakan imbas serangan ini," tutur salah satu saluran Telegram di Krimea, dilansir Kyiv Post.

Kapal Fedor Uryupin selesai dibuat pada 2010. Kapal tersebut sebenarnya milik Ukraina, tapi disita oleh Rusia pada 2014 menyusul aneksasi Krimea dan tidak digunakan dalam beberapa tahun terakhir. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us