Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Uni Eropa (pexels.com/@dusan-cvetanovic)
Bendera Uni Eropa (pexels.com/@dusan-cvetanovic)

Jakarta, IDN Times - Perwakilan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell menolak rencana Israel untuk memindahkan warga Palestina di Gaza. Ia pun menolak rencana Tel-Aviv untuk menggunakan lahan di Gaza sebagai permukiman warga Yahudi. 

Belakangan ini, terungkap rencana rahasia Israel untuk mengadakan relokasi besar-besaran warga Palestina di Gaza ke Republik Demokratik Kongo. Selain itu, Tel-Aviv juga disebut sudah menghubungi negara-negara lain yang bersedia menampung pengungsi asal Palestina. 

1. Borrell sebut pernyataan Ben Gvir dan Smotrich tidak bertanggung jawab

Borrell menyebut bahwa proposal yang diungkapkan Israel tidak bertanggung jawab dan berdampak buruk lantaran menyulut tensi yang lebih besar. 

"Saya mengecam keras pernyataan tidak bertanggung jawab dan menyulut emosi yang diutarakan oleh Menteri Keamanan Nasional Ben Gvir dan Menteri Keuangan Smotrich untuk mengusir warga Palestina dari Gaza dan merencanakan emigrasi mereka ke luar negeri," terangnya pada Rabu (3/1/2023), dilansir EFE

Ia pun menambahkan bahwa pengusiran paksa warga Palestina dari Gaza adalah sebuah pelanggaran hak asasi manusia (HAM). 

"Segala bentuk pengusiran paksa penduduk sudah jelas dilarang dan ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran keras terhadap hak asasi manusia (HAM)," tambahnya. 

2. Menteri Israel mendukung penuh relokasi warga Palestina dari Gaza

Pada Senin (1/1/2023), Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir dan Menteri Keuangan Bazalel Smotrich menjustifikasi bahwa relokasi warga Palestina dari Gaza adalah keputusan tepat. 

"Perang ini memberikan kita kesempatan untuk berkonsentrasi pada dukungan migrasi penduduk di Gaza. Ini adalah kebijakan yang tepat, bermoral, dan solusi kemanusiaan dalam menyelamatkan penduduk Palestina," terang Ben Gvir. 

Sedangkan Smotrich menyebut bahwa Gaza akan terus menjadi wilayah yang dirundung peperangan. Ia pun menyebut bahwa penduduk Palestina di Gaza berkeinginan untuk menghancurkan Israel. 

"Israel tidak boleh membiarkan wilayah dengan penduduk 2 juta jiwa itu nantinya akan menghancurkan Israel dan ini adalah solusi terbaik dalam mendukung migrasi sukarela kepada penduduk Gaza ke negara-negara yang bersedia menerimanya," ungkapnya. 

3. Borrell peringatkan bahwa Timur Tengah berada di ambang perang besar

Pada saat yang sama, Borrell memperingatkan bahwa bahwa komunitas internasional harus menerapkan solusi tepat dalam menyelesaikan konflik Israel-Hamas yang tak kunjung usai. 

"Saya percaya bahwa kita sudah belajar ini selama 30 tahun lamanya bahwa solusi untuk menyelesaikan konflik ini harus segera diterapkan dari luar karena kedua pihak tidak akan mencapai kesepakatan," terangnya, dilansir Al Jazeera.

"Apabila tragedi di Gaza ini tidak segera diakhiri, maka bukan tidak mungkin seluruh kawasan Timur Tengah akan berakhir dalam peperangan," tambahnya. 

Borrell juga mengungkapkan bahwa negara-negara UE terus mendesak Israel untuk menghargai hukum internasional dalam serangan ke Gaza. Ia menyebut Israel tidak bertindak sesuai dalam aturan hukum yang berlaku. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team