UNRWA Minta Barat Kaji Ulang Keputusan Penarikan Bantuan dari Gaza

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) mengatakan bahwa keputusan negara-negara Barat untuk menangguhkan pendanaan untuk organisasi tersebut sangatlah mengejutkan. Hal ini terjadi setelah beberapa staf UNRWA dituduh terlibat dalam serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober.
“Sangat mengejutkan melihat penangguhan dana untuk badan tersebut sebagai reaksi terhadap tuduhan terhadap sekelompok kecil staf, terutama mengingat tindakan segera yang diambil UNRWA dengan mengakhiri kontrak mereka dan meminta penyelidikan independen yang transparan,” kata Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (27/1/2024).
“Keputusan ini mengancam kerja kemanusiaan kami yang sedang berlangsung di seluruh wilayah termasuk dan khususnya di Jalur Gaza."
Ia pun meminta negara-negara yang telah menangguhkan pendanaan tersebut untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka.
1. Israel ancam akan hentikan UNRWA beroperasi Gaza setelah perang
UNRWA terancam akan kehilangan dana hingga ratusan juta dolar setelah negara-negara barat lainnya bergabung dengan Amerika Serikat (AS) untuk membekukan pendanaan terhadap organisasi tersebut.
Pada Jumat (26/1/2024), AS sebagai donatur terbesar untuk UNRWA, mengatakan bahwa pihaknya menghentikan sementara pendanaan untuk badan tersebut sembari meninjau tuduhan dan rencana PBB untuk mengatasi kekhawatiran itu. Langkah ini kemudian diikuti oleh sejumlah negara lainnya seperti Kanada, Inggris, Italia, Finlandia, Belanda, Jerman dan Australia.
Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, pada Sabtu mengatakan bahwa Tel Aviv akan menghentikan operasi UNRWA di Gaza setelah perang, dan menyerukan agar badan tersebut diganti dengan badan-badan lain yang didedikasikan untuk perdamaian dan pembangunan sejati.
Ancaman ini langsung dikecam oleh Hamas, yang mendesak PBB dan organisasi internasional lainnya untuk tidak menyerah pada ancaman dan pemerasan oleh Israel, dilansir Arab News.
2. UNRWA sebut kapasitasnya untuk memberikan di Gaza berada di ambang kehancuran
UNRWA, yang didirikan pada 1949 setelah perang Arab-Israel pertama, memberikan layanan pendidikan, kesehatan dan bantuan kepada warga Palestina di Gaza, Tepi Barat, Yordania, Suriah, dan Lebanon.
Badan bantuan ini juga sangat berperan penting dalam membantu dan melindungi warga sipil Gaza selama perang yang dilancarkan Israel untuk melenyapkan Hamas pasca-serangan 7 Oktober.
Saat mengumumkan penyelidikan tersebut pada Jumat, Lazzarini mengatakan bahwa dia telah memutuskan untuk mengakhiri kontrak beberapa anggota staf mereka untuk melindungi kemampuan badan tersebut dalam memberikan bantuan kemanusiaan.
Lazzarini tidak mengungkapkan jumlah karyawan yang diduga terlibat dalam serangan itu, maupun bentuk keterlibatan mereka. Namun ia mengatakan bahwa setiap pegawai UNRWA yang terlibat dalam aksi tersebut akan dimintai pertanggungjawaban, termasuk melalui tuntutan pidana.
Selama berminggu-minggu pemboman Israel di wilayah Palestina, UNRWA telah berulang kali menekankan bahwa kapasitasnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di Gaza berada di ambang kehancuran.
3. PLO minta donatur UNRWA batalkan keputusan mereka
Pada Sabtu, Kepala Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein al-Sheikh mengatakan bahwa pemotongan dana terhadap UNRWA membawa risiko bantuan kemanusiaan dan politik yang sangat besar.
“Kami menyerukan kepada negara-negara yang mengumumkan penghentian dukungan mereka terhadap UNRWA untuk segera membatalkan keputusan mereka,” tulisnya di media sosial X.
Sementara itu, Irlandia dan Norwegia menyatakan dukungan berkelanjutan untuk UNRWA, dengan mengatakan bahwa badan tersebut melakukan pekerjaan penting untuk membantu warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal dan sangat membutuhkan bantuan, dilansir Al Jazeera.
Sejak 7 Oktober, lebih dari 26 ribu orang tewas dan dan lebih dari 60 ribu lainnya terluka akibat serangan Israel. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.