Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
The Star Online

Kuala Lumpur, IDN Times - Zakir Naik mengaku meminta maaf atas apa yang dia sebut sebagai "kesalahpahaman" sehingga menyebabkan kegaduhan di Malaysia. Ucapan maaf ini ia sampaikan dalam sebuah pernyataan resmi pada Selasa (20/8) usai menjalani lebih dari 10 jam interogasi di markas kepolisian Malaysia.

Zakir, penceramah Islam asal India yang jadi buron di negaranya dalam kasus pencucian uang dan ujaran kebencian, kembali menjadi sorotan setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dalam ceramahnya di Kota Baru pada Agustus ini, ia mempertentangkan antara kelompok etnis dan agama di Malaysia.

1. Zakir mengaku ia tak berniat membuat marah siapa pun

The Star Online

"Ini sama sekali bukan niat saya untuk membuat marah individu atau masyarakat mana pun," tulisnya, seperti dikutip dari Reuters. "Ini melawan ajaran dasar dalam Islam, dan saya berniat untuk menyampaikan permintaan maaf yang tulus atas kesalahpahaman yang terjadi."

Zakir sendiri mendapatkan status warga negara permanen di Malaysia dan sudah tinggal di sana selama kurang lebih tiga tahun. Ia membela diri dengan menyebut dirinya bukan orang rasis dan bahwa isi ceramahnya sengaja dibuat tak sesuai konteks dan dibumbui kepalsuan-kepalsuan oleh pembencinya.

2. Ia diinterogasi selama lebih dari 10 jam oleh kepolisian

ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng

Seperti dilaporkan New Straits Times, Zakir meninggalkan markas kepolisian nasional yang berlokasi di Bukit Aman pada Selasa pukul 01.30 dini hari (20/8). Pemeriksaan ini sendiri sudah yang kedua kalinya bagi Zakir. 

Ia dijerat pasal mengenai kesengajaan melontarkan hinaan dengan tujuan memprovokasi terjadinya perpecahan. Dalam ceramahnya, ia menyinggung soal kabar deportasinya dari Malaysia ke India. Menurutnya, ada yang sebaiknya lebih dulu pergi dari Malaysia.

3. Zakir menyinggung warga Hindu dan keturunan Tionghoa di Malaysia

ANTARA FOTO/REUTERS/Edgar Su

Menurutnya, warga Tionghoa di Malaysia sebaiknya "kembali" ke Tiongkok lebih dulu karena mereka adalah "tamu lama". Ia juga mengatakan warga Hindu di Malaysia lebih punya hak dibandingkan Muslim di India. Kemudian, Zakir menuding penganut Hindu di Malaysia lebih loyal kepada Perdana Menteri Narendra Modi dibandingkan Mahathir Mohamad.

Perdana Menteri Malaysia itu pun buka suara. Ia menilai "cukup jelas" bahwa Zakir ingin berpartisipasi dalam politik rasial sehingga sudah melampaui batas. "Dia sedang mengaduk-aduk perasaan soal ras. Polisi harus menyelidiki apakah itu menyebabkan ketegangan, yang tentu saja, iya," ucapnya.

"Apa saja aksi yang kami ambil akan tergantung kepada aturan hukum karena pemerintah ini menghormati hukum," tambahnya.

4. Mahathir melihat Zakir mencampurkan agama dan politik

unsplash.com/Chuttersnap

Mahathir juga menegaskan bahwa walau Zakir punya status kewarganegaraan permanen, tapi ia tidak boleh terlibat dalam politik. "Anda boleh berceramah [soal agama]. Akan tetapi, ia tidak sedang melakukan itu," kata Mahathir.

"Dia bicara soal orang Tionghoa sebaiknya kembali ke Tiongkok dan warga India kembali ke India. Saya tak pernah mengatakan itu, tapi dia melakukannya. Ini namanya politik," tambahnya.

5. Malaysia melarang Zakir memberi ceramah

Bernama

Otoritas Malaysia akhirnya memutuskan bahwa Zakir bukan hanya tak boleh memberi ceramah di tujuh negara bagian, melainkan di seluruh kawasan Malaysia. Dikutip dari MalayMail, polisi mengatakan alasannya adalah demi menjaga keamanan nasional.

"Ya, perintah seperti itu telah diberikan kepada seluruh anggota kepolisian, dan ini dilakukan demi keamanan nasional dan menjaga keharmonisan rasial," kata kepolisian pada Senin malam (19/8).

Sebelumnya, ada tujuh negara bagian yang pemerintahnya menyatakan bahwa Zakir tidak punya izin memberikan ceramah di tempat umum. Tujuh negara bagian itu adalah Malaka, Johor, Penang, Kedah, Selangor, Perlis dan Serawak.

Editorial Team