Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Vitali Adutskevich)
ilustrasi (Unsplash.com/Vitali Adutskevich)

Jakarta, IDN Times - Bar gay, klub malam dan sauna pria di Moskow, Rusia, telah digerebek oleh polisi. Insiden berlangsung pada Sabtu (2/12/2023), dua hari usai Mahkamah Agung (MA) melabeli gerakan LGBT sebagai ekstremis.

Setidaknya tiga tempat hiburan menjadi sasaran oleh penegak hukum. Dalih yang digunakan untuk tindakan tersebut adalah penggerebekan narkoba.

Dalam satu dekade terakhir ketika Presiden Vladimir Putin memimpin Rusia, negara itu semakin konservatif seperti menegakkan nilai-nilai keluarga tradisional. Sejak perang Ukraina-Rusia, Moskow meningkatkan perjuangan melawan nilai-nilai liberal Barat di negaranya.

1. Dokumen pengunjung diperiksa dan difoto

ilustrasi (Unsplash.com/Dominik Mecko)

Pengelola tempat hiburan telah mengingatkan pengunjung sebelum polisi tiba. Saksi mata melaporkan bahwa polisi memeriksa dokumen pengunjung klub dan difoto.

Dilansir Associated Press, keputusan MA telah banyak membuat warga Rusia untuk mempertimbangkan meninggalkan negaranya. Mereka tidak ingin jadi sasaran penangkapan.

"Jelas bagi kami bahwa mereka sekali lagi menjadikan kami sebagai musuh dalam negeri untuk mengalihkan fokus dari semua masalah lain yang banyak terjadi di Rusia," kata Olga Baranova, direktur Pusat Komunitas Moskow untuk Inisiatif LGBTQ+.

2. Rincian kejadian penggerebekan

Salah satu klub malam yang digerebek berada di Malaya Yakimanka Ulitsa. Saat polisi datang, sekitar 300 orang berada di tempat tersebut untuk pesta komunitas LGBT.

"Di tengah pesta, mereka menghentikan musik dan (polisi) mulai memasuki aula. Ada juga warga negara lain di pesta itu. Di pintu keluar, mereka memotret paspor tanpa izin," tulis The Moscow Times mengutip media lokal.

Sauna pria gay di dekat Tsvetnoy Bulvar juga jadi sasaran. Penggerebekan berjalan seperti operasi narkoba biasa. Tidak ditemukan pelanggaran, tapi suasana menjadi rusak. Semua orang disuruh berbaring telungkup.

Satu tempat lagi yang jadi sasaran adalah klub tari telanjang pria. Tempat itu berada di dekat stasiun metro Polyanka.

Pada Jumat, klub gay tertua Central Station di St. Petersburg ditutup. Pemiliknya tidak mengizinkan bar itu beroperasi melawan hukum yang berlaku.

3. UE kecam keras keputusan MA Rusia

ilustrasi (Unsplash.com/Margaux Bellot)

Dalam sebuah pernyataan, Uni Eropa (UE) mengecam keras keputusan MA Rusia yang melarang gerakan LGBT internasional.

"Di tengah tindakan keras selama puluhan tahun terhadap hak-hak kelompok LGBTIQ yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Putin, keputusan ini bertujuan untuk menganiaya komunitas LGBTIQ di Rusia dan bertujuan untuk membungkam masyarakat sipil dan mereka yang berani membela hak asasi manusia," kata pernyataan itu dikutip dari Politico.

Rusia menolak tuduhan mendiskriminasikan kelompok LGBT.

Dalam laporannya kepada Dewan HAM PBB, wakil Menteri Kehakiman Andrei Loginov, mengatakan bahwa menahan demonstrasi publik mengenai preferensi seksual non-tradisional bukanlah sebuah bentuk kecaman bagi kelompok tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team